Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo, menyoroti perbankan yang menggunakan label bank syariah tapi hakekatnya "palsu" karena tidak menerapkan sistem mudharabah (bagi hasil).

"Ada bank syariah, tapi hakekatnya bukan syariah, karena pakai sistem plat dengan bunga 6 persen," katanya saat membuka Festival Ramadhan 1431 Hijriah di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), Rabu sore.

Hal itu, katanya, menyesatkan, karena memakai label syariah, tapi penerapannya tidak sesuai syariah atau bank syariah palsu.

"Karena itu, saya usul Masjid Al Akbar mengadakan bahtsul masail (kajian masalah agama) tentang berbagai masalah aktual, seperti bank syariah yang tidak sesuai syariah atau masalah aktual lainnya," katanya.

Acara pembukaan Festival Ramadhan 1431 H itu dihadiri Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori, Direktur MAS Endro Siswantoro, Kepala Divre Telkom Jatim Tri Jatmiko, dan warga kota.

Menanggapi sorotan Gubernur Jatim itu, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori mengatakan bank syariah yang belum 100 persen menerapkan sistem syariah itu hakekatnya sudah benar, tapi mereka masih tahap transisi.

"Tapi, saya kira koreksi Gubernur Jatim itu juga wajar, karena hal itu menandakan harapan kepada bank syariah yang masih belum syariah itu untuk segera betul-betul menerapkan sistem syariah," katanya.

Menurut dia, bank syariah yang masih dalam masa transisi itu harus benar-benar meninggalkan sistem konvensial yang masih memberlakukan "bunga."

"Sistem bank syariah itu benar-benar bagi hasil dengan keuntungan dihitung di akhir, sedangkan bank konvensial dengan sistem bunga itu merupakan pembagian keuntungan yang dihitung di bagian awal melalui plat atau estimasi keuntungan," katanya.

Ia mengatakan MUI sebenarnya sudah mengeluarkan 60 fatwa yang berkaitan dengan sistem perbankan syariah, namun pelaksanaan teknis di lapangan merupakan kewenangan Bank Indonesia untuk mengawasi.

"Karena itu, saya setuju saran gubernur untuk mengakan diskusi yang diprakarsai Masjid Al Akbar dengan mengundang kalangan perbankan, Bank Indonesia, dan ahli-ahli ekonomi syariah Islam dari Unair," katanya.

Dalam pembukaan festival itu, Kadiv Telkom Jatim Tri Jatmiko menyerahkan bantuan 2.000 takjil (makanan pembuka berbuka puasa) dan 1,2 ton kurma kepada Direktur MAS Endro Siswantoro.

Selain itu, Gubernur Jatim juga menyerahkan 300 sembako kepada kaum dhuafa yang diserahkan secara simbolis kepada Sutris (penjaga palang pintu KA), Kusen (tukang becak), Joni (mualaf), Ibu Sum (pembantu rumah tangga), dan Paiman (Hansip).

Setelah itu, Kadinda Jatim juga menyerahkan 17.845 takjil untuk 10 hari terakhir Ramadhan.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010