Cianjur (ANTARA News) - Sejumlah pedagang daging sapi dan ayam potong di Cianjur, Jabar, khawatir beredarnya daging glonggongan dan ayam tiren (mati kemaren/bangkai) selama bulan suci Ramadhan 1431 H. Sehingga mereka berharap dinas terkait segera lakukan antisipasi.
Keberadaannya di pasaran, menurut pedagang, bisa menyebabkan masyarakat memiliki persepsi yang kurang baik terhadap barang dagangan mereka.
Sehingga, para pedagang berharap pemerintah dapat menghalau masuknya daging glonggongan dan daging tiren tersebut ke wilayah Cianjur.
"Kami minta pihak terkait di pemerintahan atau di kepolisian, untuk memperketat pengawasan terhadap daging ayam dan sapi asal luar Cianjur," kata Dadang, (37) salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Induk Cianjur.
Pasalnya, selama bulan suci Ramadhan permintaan daging cukup tinggi, sementara stok terbatas. Sehingga memudahkan oknum pedagang atau distributor, mendistribusikan daging yang tidak sehat tersebut.
"Kalau pedagang di Cianjur dipastikan tidak akan berani menjual daging begituan, namun kami khawatir dengan kiriman dari luar kota," tuturnya.
Surya (40) pedagang ayam potong di Pasar Induk berharap, di Cianjur bebas dari peredaran ayam tiren yang dapat merusak harga pasar dan tentunya menganggu keselamatan bahkan jiwa pembeli.
Agar pembeli tenang dan tidak diliputi rasa was-was, saat membeli ayam dagangannya, ia pun langsung memotong ayam daganganya di hadapan pembeli.
"Cara ini sudah saya lakukan sejak tiga tahun lalu, alhamdulillah pembeli merasa yakin kalau ayam yang saya dagangkan ayam segar dan bukan bangkai," katanya.
Namun dia dan puluhan pedagang lainnya, berharap dinas terkait, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) secara konsisten melakukan pengawasan serta menggiatkan razia.
Kepala Disperindag Cianjur, M Ginanjar mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus terkait pengawasan terhadap kemungkinan merebaknya daging glonggongan dan ayam tiren.
"Selain melakukan razia selama ramadhan, tim kami akan melakukan pengawasan secara melekat setiap harinya, dengan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk pengelola pasar di dalamnya," tuturnya.
Untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara klinis terhadap daging sapi dan daging ayam potong yang beredar di pasaran.
"Dokter khusus hewan dari Disnakkan akan selalu melakukan pemeriksaan, terutama daging yang didatangkan dari luar kota dan impor," ujarnya. (FKR/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010