Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore turun, namun posisinya masih di bawah level Rp9.000 per dolar.

Nilai tukar rupiah turun 35 poin menjadi Rp8.970-Rp8.980 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.935-Rp8.945.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar mengatakan, aksi lepas rupiah masih kuat, sehingga mata uang Indonesia itu kesulitan menghadapi tekanan tersebut.

Rupiah sejak pagi sudah mendapat tekanan negatif pasar, karena pelaku pasar terus melakukan aksi lepas terhadap rupiah, katanya.

Menurut dia, rupiah diperkirakan masih dapat bergerak turun lagi, karena mata uang Indonesia di bawah Rp9.000 per dolar dinilai kurang menguntungkan.

Penguatan rupiah beberapa waktu lalu sedikit banyak mengganggu pendapatan negara dari ekspor, karena produk Indonesia di pasar kurang kompetitif, katanya.

Ia mengatakan, penguatan rupiah di bawah Rp9.000 per dolar, seharus dipertahankan, karena di posisi itu akan dapat membantu mengurangi subsidi pemerintah terhadap bahan bakar minyak.

Bahkan pelaku pasar yang ingin pergi haji hanya akan dikenakan biaya di bawah harga yang ditawarkan Rp31,5 juta, katanya.

Meski rupiah saat ini tertekan, lanjut dia masih berpeluang untuk naik lagi, karena pelaku masih konsen untuk bermain di pasar domestik.

Pelaku pasar akan kembali melakukan pembelian rupiah sehingga mata uang itu menguat lagi, ucapnya.
(CS/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010