Sumber tersebut mengatakan, RIM akan memberikan pemerintah Saudi Arabia nomor pin dan kode unik untuk setiap BlackBerry yang terdaftar di sana. Sehingga memungkinkan pemerintah untuk membaca teks terenkripsi yang dikirim melalui Messenger, sebuah layanan pesan instan yang berbeda dari email yang dikirimkan melalui BlackBerry.
Kesepakatan tersebut secara otomatis akan memberikan akses Saudi Arabia ke server utama RIM untuk Messenger, tapi hanya untuk komunikasi ke dan dari pengguna Saudi, kata sumber itu.
Perusahaan Kanada itu menolak berkomentar, media merujuk pernyataan sebelumnya di mana mereka mengatakan "bekerja sama dengan semua pemerintah dengan standar yang konsisten."
"Saya membayangkan negara-negara lain ingin diperlakukan dengan cara yang sama, cara apa pun yang akan terjadi," kata Todd Coupland di CIBC World Markets di Toronto, mengacu pada kesepakatan Saudi berbagi kode Messenger.
Arab Saudi, seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, India dan beberapa negara lainnya, telah berusaha mendapatkan akses ke komunikasi BlackBerry yang terenkripsi, mengatasnamakan masalah sosial dan keamanan nasional.
BlackBerry Messenger terbukti sangat populer bagi anak remaja di Saudi Arabia, sebuah komunuitas Islam yang melarang kontak antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Negara itu merupakan pasar terbesar BlackBerry di kawasan Teluk dengan sekitar 700 ribu pengguna.
Aktivis sosial dan politik mengatakan bahwa texting enkripsi BlackBerry telah membawa ke dialog yang lebih terbuka, termasuk kritik terhadap pemerintah dan kebijakan.
Penggunaan BlackBerry kontras dengan situasi di negara-negara Barat, dimana perangkat khusus populer di kalangan bisnis dan pemerintah bahwa nilainya yaitu keamanannya. Email dienkripsi dan didekripsi oleh BlackBerry Enterprise Server, RIM mengatakan hanya dikendalikan oleh bisnis sponsor atau organisasi.
RIM, tidak seperti saingannya Nokia dan Apple, mengoperasikan jaringan sendiri melalui server yang aman terletak di Kanada dan negara-negara lainnya seperti Britania.
Seorang analis mengatakan RIM mungkin memberikan tempat di server Messenger, tetapi perusahaan tidak mungkin bergerak pada keamanan email yang dikirimkan melalui server Enterprise.
Dilaporkan
Instansi telekomunikasi Saudi mengatakan, sebelumnya telah membuat kemajuan dalam pembicaraan dengan RIM, dan bahwa layanan Messenger masih ada dan berjalan. Instansi itu tidak mengatakan mengenai pengaturan yang telah dibuat dengan RIM, jika ada.
"Mengingat perkembangan positif dalam menyelesaikan bagian persyaratan peraturan dari penyedia layanan, pihak otoritas telah memutuskan untuk mengizinkan kelanjutan dari layanan BlackBerry Messenger," kata regulator.
Arab Saudi sebelumnya mengatakan akan menghentikan semua pesan dari Jumat kecuali kedua belah pihak menemukan cara untuk aparat memasuki pesan BlackBerry. Batas waktu tersebut kemudian diperpanjang hingga Senin.
Sumber tersebut mengatakan RIM awalnya setuju untuk menyiapkan server di masing-masing dari tiga penyedia layanan Saudi.
Namun ternyata itu tidak praktis, sehingga perusahaan mengubah arah dan menawarkan Kementerian Dalam Negeri dan badan intelijen kode untuk semua pengguna BlackBerry di Saudi, kata sumber, yang tidak berwenang berbicara tentang pembicaraan dan meminta untuk tidak memberi nama.
Seorang juru bicara pemerintah, Communications and Information Telecommunications Commission, tidak tersedia berkomentar langsung pada pernyataan sumber itu.
Cepat Normal
RIM telah menolak berkomentar secara spesifik setiap pembicaraan dengan pemerintah, terutama di Timur Tengah, telah meningkatkan tekanan untuk mendapatkan akses ke jaringan BlackBerry yang aman.
Namun eksekutif perusahaan co-chief, Michael Lazaridis, mengatakan kepada Wall Street Journal pekan lalu bahwa RIM harus mematuhi perintah pengadilan untuk menahan komunikasi.
"Aku akan memberi mereka aliran dienkripsi," katanya. "Ini akan menjadi seperti sebuah penyadapan."
Sebuah susunan kode-berbagi dengan Saudi Arabia yang membiarkan Kementerian Dalam Negeri memantau kegiatan pelayanan Messenger, kata sumber itu.
"Ini tampaknya bertentangan dengan apa yang RIM jaga," kata analis Paradigm Capital, Barry Richards.
Abdulhamid al-Amri, seorang anggota Saudi Economic Association, mengatakan "hal-hal akan kembali normal" setelah kedua pihak menyelesaikan masalah. Dia mengatakan kesepakatan Saudi kemungkinan akan menyebabkan kesepakatan awal dengan pemerintah lain.
"Saya percaya bahwa BlackBerry akan responsif ke seluruh negara-negara karena bukan kepentingannya untuk bermain di antara negara-negara yang akan dipengaruhi kepentingannya sendiri," katanya.
RIM masih menghadapi banyak larangan sweeping di negara tetangga UAE, dimana otoritas mengancam akan melarang Messenger, email dan web browsing pada perangkat mulai Oktober.
Saudi Telecom Co, operator telekomunikasi nomor satu di negara, dan para pesaingnya yang lebih kecil Mobily dan Zain Arab Saudi tidak bersedia berkomentar.
Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010