Google, seperti yang dilaporkan The Telegraph, sebenarnya sejak akhir tahun lalu ingin meluncurkan layanan 'Street View' di Korea Selatan dan pengumpulan data itu terkait dengan rencana peluncuran terebut.
'Street View' adalah salah satu layanan dari Google yang memungkinkan para pengaksesnya melihat foto dan memetakan jalanan yang diambil dari sebuah mobil khusus yang dilengkapi kamera dan kerap di sebut 'Google Car'.
Penyelidikan terkait layanan 'Street View' bukan sesuatu yang asing bagi perusahaan Google karena di 37 negara bagian Amerika Serikat, lembaga perlindungan konsumen dan persaingan usaha setempat (Federal Trade Commission) sedang mengadakan peyelidikan informal atas layanan itu, hal yang sama yang terjadi di beberapa negara lain.
Google mengungkapkan bahwa kunjungan polisi Korsel ke kantor mereka berhubungan dengan penyelidikan seputar pengumpulan data oleh mobil-mobil Google dan mereka berjanji akan bekerja sama dengan kepolisian.
Mei silam Google menyingkapkan fakta bahwa mobil-mobil Google secara tidak sengaja mengumpulkan informasi pribadi para pengguna komputer yang terpancar melalui jaringan nirkabel (wi-Fi) yang tidak aman.
Proses itu bisa terjadi setelah sebuah sandi komputer yang masih diuji coba secara tidak sengaja digunakan pada peralatan mobil.
"Polisi telah menyelidiki kantor cabang Google di Korea karena mencurigai adanya pengumpulan dan penyimpanan data secara ilegal pada pengguna internet tertentu dari jaringan internet nirkabel," bunyi sebuah pernyataan dari Kepolisian Korsel.
Polisi memeriksa mobil-mobil Google dan bertanya kepada anggota staf kantor Google selama penyelidikan itu.
Beberapa pakar keamanan mengtakan data-data yang dikumpulkan Google bisa saja berupa isi surat eletronik atau kata kunci orang lain.
Akan tetapi Google meyakinkan bahwa di Inggris, otoritas keamanan data setempat mengatakan tidak ada data pribadi bernilai yang terserap oleh mobil-mobil itu.
Di China izin layanan operasi Google baru saja diperbaharui untuk jangka waktu setahun tetapi CEO Google, Eric Schmidt mengatakan pemerintah China dapat menutup layanan mereka kapan saja.
(Ber/A038/BRT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010