Kepada pers di Jenewa, Selasa, Dirjen WHO, Margaret Chan, kembali membantah kritik bahwa pihaknya membesar-besarkan kasus pandemi flu H1N1 pertama dalam lebih dari 40 tahun itu.
Akibatnya, beberapa negara Barat masih memiliki stok vaksin flu yang tidak digunakan dalam jumlah besar.
Seorang pakar kesehatan masyarakat Hong Kong mengatakan, dunia beruntung karena virus H1N1 itu tidak bermutasi ke bentuk yang lebih mematikan.
Stok vaksin yang ada efektif melawan virus flu ini. "Kita kini bergerak menuju masa paska-pandemi," katanya.
Chan membela keputusannya tentang pengumuman adanya pandemi flu H1N1 pada Juni 2009 itu.
Namun Chan mengingatkan otoritas kesehatan agar tetap mewaspadai penyebaran virus flu babi ini sebagai bagian dari flu musiman pada tahun-tahun mendatang.
Virus flu babi itu masih mengancam berbagai kelompok resiko tinggi, seperti para wanita hamil yang mendapat manfaat dari program vaksinasi, katanya.
Stok vaksin H1N1 masih efektif menghadapi kemungkinan ancaman. Sejauh ini, virus flu babi itu pun tidak mengembangkan resistensi luas terhadap antiviral oseltamivir, katanya.
Pada Juni 2009, WHO mengumumkan pandemi virus flu babi setelah Amerika Serikat dan Meksiko diserang virus ini dan kemudian menyebar ke banyak negara di dunia dalam enam minggu.
Pandemi 2009 itu merupakan yang pertama sejak 1968.
Untuk menghadapi kemungkinan terburuk H1N1, sebanyak 350 juta orang di seluruh dunia telah divaksinasi, katanya.
Belasan perusahaan farmasi kemudian memproduksi vaksin flu, seperti Sanofi-Aventis, GlaxoSmithKline, Novartis, AstraZeneca dan CSL.
Sekitar 18.450 orang di seluruh dunia dipastikan meninggal dunia akibat terinfeksi virus flu babi.
Namun WHO mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu sedikitnya satu tahun setelah pandemi dinyatakan berakhir untuk bisa mengetahui jumlah pasti korban yang tewas.
Setiap tahunnya, flu musiman diperkirakan menewaskan 500 juta orang. Mereka umumnya berusia lanjut.
Menurut WHO, pandemi flu tahun 1957 menewaskan dua juta orang sedangkan pada pandemi flu tahun 1968, satu juta orang meninggal dunia.(*)
Reuters/R013/S008
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010