Ambon (ANTARA News) - Menjelang bulan suci Ramadan belum ada lonjakan penumpang yang akan melakukan perjalanan melalui jalur darat maupun laut di Ibukota Provinsi Maluku.

Pantauan ANTARA di Pelabuhan Yos Sudarso serta terminal bus antarkabupaten/Kota Ongkoliong Kota Ambon, Selasa belum terlihat adanya lonjakan penumpang yang akan melakukan perjalanan mudik.

"Sampai saat ini penumpang kapal laut masih relatif stabil seperti hari-hari biasa. Biasanya lonjakan penumpang akan terjadi 10 hari menjelang atau seusai Lebaran," Kata Kepala Bidang Penyelamatan Administrasi Pelabuhan (ADPEL) Ambon, Benny Manuputty.

Menurutnya, saat ini PT. Pelni mengoperasikan delapan kapal yang masuk ke Kota Ambon dari beberapa daerah di Indonesia.

"Delapan kapal laut yang bersandar di Pelabuhan Yos Sudarso, berlayar mengelilingi laut Jawa, Sulawesi, Maluku, Jayapura serta Papua Barat," katanya.

Manuputty mengatakan, saat ini pihaknya hanya memberikan peringatan dini kepada masyarakat maupun pengusaha pelayaran yang akan melakukan perjalanan untuk tidak memaksakan melakukan pelayaran bila cuaca kurang baik.

Sementara itu seorang supir bus antarkabupaten/Kota, Edy Kamudi, mengatakan, sejak dua hari terakhir jumlah penumpang dari Ambon tujuan Kota Bula, ibu kota kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) maupun sebaliknya meningkat.

"Pada hari biasa jumlah bus Ambon-Bula hanya satu unit, namun jelang Ramadhan bertambah manjadi dua unit," katanya.

Dia memastikan adanya ada penambahan jumlah armada bus mengantisipasi lonjakan penumpang jelang Idul Fitri tahun 2010 .

Edy mengatakan, tujuan Ambon-Bula menempuh 13 jam perjalanan dengan tarif Rp300.000 per orang. Tarif ini jauh lebih murah dibandingkan tarif pesawat udara.

Sedangkan seorang supir bus Ambon-Masohi (Maluku Tengah) Abidin, juga mengakui, belum terjadi lonjakan penumpang hingga saat ini.

"Arus penumpang dari Ambon menuju Masohi maupun sebaliknya masih normal seperti hari biasanya. Lonjakan penumpang baru akan terjadi sepekan menjelang Idul Fitri," ujarnya. (ANT183/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010