Olimpiade akan berlangsung mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, setelah ditunda satu tahun karena pandemi COVID-19. Namun Jepang, yang berjuang melawan lonjakan kasus COVID-19, telah memperpanjang status darurat di ibu kota negara, Tokyo, dan sejumlah wilayah lainnya hingga akhir Mei.
"Sejujurnya saya tidak tahu harus berpikir seperti apa. Saya berada di antara keduanya," kata Federer, yang memenangkan medali emas ganda dalam Olimpiade Beijing 2008 dan medali perak pada nomor tunggal empat tahun kemudian di London, dikutip dari Reuters, Sabtu.
"Saya akan senang bermain di Olimpiade, memenangkan medali untuk Swiss. Itu akan membuat saya sangat bangga. Tetapi jika itu tidak terjadi karena situasinya, saya akan menjadi orang pertama yang mengerti."
"Saya pikir apa yang dibutuhkan atlet adalah keputusan: apakah itu (Olimpiade Tokyo) akan terjadi atau tidak akan terjadi?"
"Saat ini, kami mendapat kesan bahwa itu (Olimpiade Tokyo) akan terjadi. Kami tahu ini situasi yang berubah-ubah. Dan Anda juga bisa memutuskan sebagai atlet jika ingin pergi. Jika Anda merasa ada banyak hambatan, mungkin lebih baik tidak pergi. Saya tidak tahu," tuturnya.
Baca juga: 10 pekan jelang Olimpiade Jepang tambah 3 prefektur berstatus darurat
Sebuah petisi yang menyerukan pembatalan Olimpiade mengumpulkan lebih dari 350.000 tanda tangan dalam sembilan hari dan diserahkan kepada penyelenggara pada Jumat (14/5), sehingga menimbulkan pertanyaan baru mengenai kelanjutan Olimpiade Tokyo.
Rafa Nadal, yang menyamai raihan Federer dengan 20 gelar tunggal Grand Slam, dan pemenang Grand Slam 23 kali, Serena Williams, pekan ini menyatakan keraguannya untuk berlaga pada Olimpiade Tokyo.
Selain itu, petenis putri dan putra peringkat teratas Jepang, Naomi Osaka dan Kei Nishikori, juga mengungkapkan kekhawatiran mereka, mengatakan risiko penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi harus terus dibahas dengan hati-hati.
Baca juga: Nishikori, Osaka sepakat bahwa Olimpiade yang aman perlu dibahas lagi
Baca juga: Nadal masih ragu berpartisipasi di Olimpiade Tokyo
Sementara Federer, ayah empat anak, mengaku telah mendapatkan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.
"Saya senang saya bisa melakukannya (vaksinasi), dengan semua perjalanan yang saya lakukan," kata Federer yang akan bermain di Geneva Open pekan depan, turnamen keduanya sejak kembali pada Maret setelah satu tahun absen karena masalah lutut.
"Bahkan jika saya tinggal di Swiss, saya pikir ada keuntungannya. Di atas segalanya, saya melakukannya untuk orang lain karena saya tidak ingin menularkan virus kepada orang lain, dan saya tetap berhati-hati.
"Kami sangat berhati-hati dengan keluarga dan teman-teman kami," ungkap Federer.
Baca juga: Jepang bersiap vaksinasi atlet Olimpiade dan Paralimpiade
Baca juga: Petisi tolak Olimpiade diajukan ke pemerintah Tokyo
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021