Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden (Wapres), Hamzah Haz, mengemukakan, penangkapan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Ustadz Abu Bakar Ba`asyir, jangan sampai menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Saya kira berhati-hatilah, jangan sampai menimbulkan keresahan di masyarakat," katanya menanggapi pertanyaan wartawan di Rumah Tahanan Kelas I Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa, usai menjenguk mantan Menteri Sosial (Mensos) Bachtiar Chamsyah.
Menurut dia, polisi harus bersikap transparan. dalam proses penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba`asyir,
"Ya, penangkapan Ba`asyir harus dijelaskan, mengapa dia ditangkap," ujarnya.
Hamzah Haz mengatakan, Ba`asyir merupakan ulama yang memiliki pengikut yang banyak.
"Saya tidak tahu apakah Ba`asyir terlibat atau tidak dalam masalah teroris, karena saya tidak mengikuti perkembangan lagi," katanya.
Akan tetapi, menurutnya, selama menjadi Wakil Presiden di era Megawati Soekarnoputri, tidak ada ulama yang menjadi teroris.
"Mana buktikan ada tidak ulama yang menjadi teroris," ujarnya.
Di tempat terpisah, Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri menegaskan, tidak ada rekayasa dalam penangkapan Amir Jamaah Anshorut Tauhid Ustadz Abu Bakar Ba`asyir.
"Mohon jangan diulang, tidak ada rekayasa. Mana ada rekayasa kasus teroris seperti ini," kata Bambang Hendarso, saat menjawab pertanyaan wartawan seusai penandatangan nota kesepahaman antara MK dan Polri di Jakarta, Selasa.
Kapolri juga mengatakan bahwa menangkap Abubakar Ba`asyir melampaui proses panjang dan berdasarkan keterangan-keterangan yang terkait, sehingga ditangkap sebagai langkah preventif yang mengancam lambang negara, bukan untuk memuaskan pihak lain.
Dia menegaskan bahwa perkara yang diungkap di Aceh, jelas ada hubungannya dengan beberapa teroris yang tertangkap di daerah akhir-akhir ini.
"Dalam bulan puasa ini akan disidangkan dan terbuka, sehingga akan diketahui siapa saja yang terlibat didalamnya," ujar Bambang menegaskan.
(T.ANT-223/A041/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010