Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Selasa sore, melemah akibat menguatnya tekanan jual yang dipicu kekhawatiran naiknya inflasi tahun ini.
Setengah jam menjelang penutupan, rupiah ditransaksikan pada kisaran 8.955/8.965 per dolar AS, melemah 31 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya 8.924/8.934 per dolar AS.
Selain kekhawatiran inflasi, melemahnya rupiah menurut Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib, juga didorong oleh melemahnya mata uang Asia terhadap dolar AS.
Mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS menjelang pertemuan Bank sentral AS (The Fed) yang akan mempertimbangkan agar pertumbuhan ekonomi global tidak terhenti.
Selain itu, pelaku pasar juga khawatir dengan laju inflasi sepanjang tahun 2010 yang cenderung meningkat, tuturnya.
Rupiah, menurut dia, apabila terus mengalami tekanan, maka dalam waktu tidak lama akan kembali ke level 9.000 per dolar.
Apabila kembali ke level itu, maka hal ini sesuai dengan kehendak Bank Indonesia (BI) agar rupiah kembali ke level 9.000 per dolar, ucapnya.
Rupiah, lanjut dia, memang dipaksa untuk melemah, agar produk Indonesia di pasar ekspor bisa lebih kompetitif.
Karena posisi rupiah dibawah 9.000 per dolar akan mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar ekspor, ucapnya.
Koreksi terhadap rupiah agak tertahan akibat membaik bursa Wall Street yang memicu bursa Hong Kong dan Jepang membaik.
(H-CS/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010