Peristiwa itu telah menimbulkan kekacauan di tengah para ibu di Hubei, sebuah prvinsi di China tengah, yang khawatir susu bubuk yang mereka gunakan telah menyebabkan pertumbuhan prematur.
Sebuah harian di China, seperti yang dikutip Daily Mail, Senin (9/8), melaporkan adanya indikasi tingkat hormon yang melebihi perempuan dewasa dari tiga bayi perempuan, usia empat sampai 15 bulan, yang telah diteliti. Semua bayi yang menunjukan gejala dari fenomena itu memang mengkonsumsi susu formula yang sama.
"Jumlah hormon pada bayi-bayi itu menunjukkan ada masalah," kata Yang Qin, seorang tenaga medis di Bagian Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Hubei, China.
Ia menganjurkan para orang tua berhenti menggunakan formula itu dan mendesak susu bubuk itu menjalani analisis kimia. Tetapi desakannya tidak berhasil.
Otoritas keamanan pangan setempat telah menolak permintaan seorang ibu untuk menyelidiki formula yang dibuat oleh perusahaan bernama Synutra itu.
Menurut surat kabar Global Times susu formula yang mencurigakan itu masih di jual di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan, dengan potongan harga dan juga terlihat dipasarkan di Beijing.
Synutra tetap yakin produk mereka aman karena "tidak ada hormon buatan atau zat ilegal yang ditambahkan selama proses produksi susu bubuk itu."
Para ahli berusaha mencari sumber dari hormon yang menyebabkan pertumbuhan payudara pada bayi itu, namun asosiasi susu mengatakan bahwa hormon-hormon itu bisa saja masuk ke dalam rantai makanan ketika dalam proses peternakan.
"Karena peraturan yang melarang penggunaan hormon dalam pembudidayaan ternak masih belum berlaku di China, adalah bohong jika mengatakan tidak ada orang yang menggunakannya," kata Wang Dingmian, mantan ketua asosiasi itu di selatan Provinsi Guangdong.
Dua tahun lalu produk susu China di tarik dari seluruh dunia setelah diketahui mengandung melamin, bahan yang digunakan untuk membuat plastik.
Setidak-tidaknya enam bayi meninggal dan 300.000 lainnya menderita sakit karena kandungan melamin itu.
(Ber/A038/BRT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010