Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi, melemah 26 poin terpicu pernyataan menteri keuangan bahwa apresiasi rupiah saat ini terlalu kuat sehingga Indonesia tidak kompetitif.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp8.950-Rp8.960, sementara sehari sebelumnya posisi kurs ditutup pada Rp8.924-Rp8.934 per dolar AS.

Dirut Finance Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, mengatakan, pelemahan rupiah saat ini merupakan yang paling besar dibandingkan sebelum ini, akibat sangat aktifnya pelaku pasar melepas rupiah.

Pelaku pasar seketika melepas rupiah, kata Edwin, setelah Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai apresiasi rupiah yang terlalu kuat akan membuat ekonomi Indonesia tidak kompetitif.

Ia juga mengatakan, penguatan rupiah akhir-akhir ini membuat produk ekspor Indonesia di pasar ekspor kurang memiliki daya saing.

Menurut dia, Bank Indonesia dan pemerintah berusaha kembali mendorong nilai tukar rupiah agar daya saing kembali kuat.

"Dengan penguatan rupiah maka keuntungan yang diperoleh eksportir juga mengalami penurunan," katanya.

Edwin mengatakan, posisi rupiah dinilai masih cukup aman, karena di bawah angka Rp9.000 per dolar, bahkan apabila dipaksakan kembali ke level Rp9.000 per dolar juga masih bagus.

"Posisi rupiah yang paling ideal berada pada kisaran Rp8.975-Rp9.000 per dolar," ujarnya.

Indonesia, menurut dia, memiliki faktor fundamental ekonomi cukup bagus yang masih mendorong pelaku asing tetap bermain di pasar Indonesia yang keadaannya lebih baik dibandingkan kawasan lain.

"Kami optimis rupiah masih ada peluang untuk naik lagi," katanya optimistis.(*)

H-CS/A023/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010