Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui bahwa apresiasi nilai tukar rupiah yang terlalu kuat menyebabkan Indonesia tidak kompetitif.

"Memang ini membuat kondisi kita tidak kompetitif, nah pemerintah tentu mengharapkan agar Indonesia terus kompetitif ke depan," kata Menkeu di Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan, pemerintah dan pihak terkait akan selalu menjaga agar Indonesia selalu dalam posisi kompetitif atau memiliki daya saing.

"Inisiatif ini tentu tetap di Bank Indonesia dan pemerintah, namun belum bisa disampaikan sekarang," katanya.

Dalam kondisi nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terlalu kuat maka ekspor dari Indonesia akan mengalami tekanan. Dengan penguatan rupiah maka keuntungan yang diperoleh eksportir juga mengalami penurunan.

Sementara itu mengenai peningkatan kepemilikan surat utang negara (SUN) oleh investor asing, Menkeu mengatakan, dana asing tidak ada masalah selama kondisi makro ekonomi sehat dan memiliki daya tahan.

"Justru kita merasa lebih baik karena penanaman modal asing saat ini relatif lebih baik dibanding tahun lalu. Kita berharap dana asing masuk ke pasar modal, portofolio, dan investasi langsung," katanya.

Sementara itu mengenai rencana penerbitan Samurai Bond, Menkeu mengatakan, hingga saat ini belum ada skenario baru terkait tambahan pinjaman luar negeri.

"Dari prognosa yang kita sampaikan, akan ada penurunan pembiayaan karena defisit yang turun.

Tapi apa yang bisa kita lakukan, bagaimana pembiayaannya, kita belum bisa sampaiakan kepada publik, masih diagendakan," kata Menkeu. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010