JAkarta (ANTARA News) - Tantangan serius dalam pelaksanaan dan pelayanan bagi program keluarga berencana di Tanah Air yaitu pulau dan daerah terpencil, kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan BKKBN Ida Bagus Permana, di Jakarta, Senin.
"Yang masih menjadi tantangan dalam melaksanakan program KB di Tanah Air berada pada pelayanan menuju daerah terpencil itu, sehingga masih rendahnya pencapaian peserta KB dari kalangan keluarga prasejahtera," ujarnya.
Karena masih banyak wilayah didaerah ini masih tergolong tertinggal dan terpencil, keberadaan daerah tersebut terdapat di pulau-pulau serat pelosok perdesaan.
Sehingga pencapaian KB di daerah tersebut belum mampu disentu secara maksimal, sementara wilayah terpencil dan tertinggal itu merupakan sasaran awal pelaksanaan program ini untuk menujuh pembangunan yang berwawasan kependudukan.
Ia mengatakan sasaran utama pelaksanaan dan pelayanan kepada keluarga kurang mampu sementara keluarga kalangan itu banyak terdapat di daerah yang terpencil dan tertinggal tersebut.
Pencapaian KB baru hingga satu semester tahun ini telah mencapai empat juta peserta atau sebesar 55 persen dari target 7,5 juta peserta, dan terdapat peserta dari keluarga prasejahtera dan sejahtera I baru mencapai 10 persen.
Keluarga tersebut banyak berada di wilayah pulau dan daerah terpencil dan tertinggal tersebut sehingga sulit untuk mempercepat pelaksanaan program KB di wilayah itu.
Sedangkan pencapaian peserta KB aktif hingga tahun ini telah mampu meraih sebanyak 28 juta akseptor dari jumlah pasangan usia subur sebesar 45 juta orang, katanya.
Rendahnya pencapaian dari kalangan masyarakat tersebut selain disebabkan wilayah jangkauan cukup jauh juga dikarenakan kurangnya sarana sosialisasi untuk menjangkau komunitas tersebut.
Untuk mencapai kalangan masyarakat tersebut diperlukan dukungan semua pihak baik dalam penyediaan sarana informasi serta beberapa langkah yang dapat dilakukan. selain itu masih terdapat beberapa faktor mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang program tersebut.
(ANT-150/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010