Jakarta (ANTARA News) - Rupiah diperkirakan pada Selasa masih bertahan karena aktivitas pasar masih lesu belum ada pergerakan sehubungan pelaku masih menunggu isu positif dari eksternal.
"Rupiah masih belum dapat bergerak, meski ada faktor positif dengan membaiknya harga komoditas di pasar ekspor membuat ekspor Indonesia meningkat," kata Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, di Jakarta, Senin.
Rupiah pada Senin naik tipis empat poin menjadi Rp8.931-Rp8.941 per dolar dibandingkan posisi pada akhir pekan lalu Rp8.935-Rp8.945.
Edwin Sinaga mengatakan, para pelaku pasar terutama asing masih menahan diri masuk ke pasar karena bursa Wall Street tutup menyambut hari libur nasional.
"Pasar sepi, sehingga volume transaksi jual beli relatif kecil," katanya.
Pada perdagangan Senin pagi, rupiah sempat menguat 12 poin, namun sejak itu terus bergerak turun. Dalam perdagangan, rupiah hanya naik tujuh poin dan pada sore menjadi hanya empat poin.
Hal ini. kata Edwin Sinaga, menunjukkan bahwa pasar maih lesu karena belum ada faktor pendukung pasar.
Posisi rupiah, lanjut dia, saat ini sangat bagus, namun rupiah yang ideal sebenarnya berada pada kisaran Rp9.000 per dolar.
Karena itu, katanya, dikhawatirkan Bank Indonesia (BI), sedang mencari momentum baru untuk menarik rupiah kembali ke level Rp9.000 per dolar.
Menurut dia, Indonesia saat ini masih sangat diminati investor asing karena ekonominya tumbuh lebih tinggi. Bahkan pelaku asing ingin mengembangkan usaha di dalam negeri, katanya.
Pasar Indonesia yang cukup besar itu karena jumlah penduduknya yang besar, merupakan faktor pendorong masuknya asing ke pasar domestik untuk melakukan investasinya, katanya.
Selain menempatkan dananya di pasar obligasi, kata Edwin Sinaga, mereka juga bermain di instrumen BI.(*)
(T.h-CS/A023/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010