Solo (ANTARA News) - Ratusan orang yang tergabung dalam Jama`ah Anshorut Tauhid (JAT) Solo, Jawa Tengah, berunjukrasa di depan Markas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta, Senin sore, menuntut Ustadz Abu Bakar Ba`asyir dibebaskan.
Ratusan pengunjuk rasa tersebut, dengan membawa sejumlah bendara melakukan long mars dari Masjid Salamah, Tipes, menuju Mapolres Kota Surakarta, atau sekitar dua kilometer sambil menyerukan orasinya menentang penangkap Ustadz Abu Bakar Ba`asyir, di Banjar Kabupaten Ciamis, Jabar, Senin pagi.
Koordinatror aksi Muh. Sholeh Ibrahim dalam orasinya di depan Mapolres Kota Surakarta mengatakan, menangkapan Ustadz Ba`asyir yang dilakukan anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror merupakan kedholiman terhadap para Ulama.
Oleh karena itu, JAT mengambil sikap dan menyatakan bahwa penangkapan paksa tersebut sebuah provokasi yang selama ini sudah kondusif. Apalagi dilakukan menjelang bula Ramadhan yang penuh berkah.
JAT menilai penangkapan paksa tersebut adalah rekayasa oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan umat Islam menjalankan Ibadah Ramadhan. Mengingat, bahwa Ba`asyir selama ini, sebagai ulama yang berdakwah ke mana-mana untuk membimbing umatnya.
Selain itu, JAT juga mengatakan bahwa Densus 88 sebagai pelaksana penangkapan paksa Ustadz Ba`asyir yang terisndikasi menjadi alat memperhangus ulama dan para aktivis Islam.
Menurut Muh Sholeh, dengan penangkapan paksa tersebut, bahwa Denasu 88 bekerja dan bertindak untuk kepentingan asing.
Oleh karena itu, JAT menyerukan agar Ustadz Ba`asyir segera dibebaskan dan mereka juga menyesalkan cara-cara penangkapan yang dilakukan terhadap seorang ulama.
Sementara ratusan pengunjuk rasa tersebut melakukan orasinya di depan maskas Polresta dengan menjagaan ketat oleh seratusan aparat keamanan setempat. Mereka setelah melakukan orasinya kemudian membubarkan diri dengan dikawal oleh mobil unit patroli Polresta Surakarta.
Sementara pengunjuk rasa tersebut sempat terjadi isinden kecil saat melakukan long mars di pertigaan depan Stadion Sriwedari atau di Jalan Slamet Riyadi. Sebuah mobil Taft warna hitam dipukul dengan kayu hingga kaca depannya dipecah oleh sejumlah pengunjuk rasa.
Menurut Humas JAT Solo, Endro Sudarsono, mobil taft tersebut meiliki nomor polisi AD 7873 CM menabrak sepeda motor Shogun Nopol AD 5578 DH milik salah seorang pengunjuk rasa, sehingga kaca depannya pecah.
"Mobil itu, berhasil melarikan diri. Saya minta pemilik mobil untuk menyerahkan diri. Sepeda motor Shogun mengalami kerusakan dibagian depan," kata Endro.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010