Jakarta (ANTARA News)- Pengamat pasar saham, Krisna Dwi Setiawan, memperkirakan bahwa Indeks Harga Saham Gabunngan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini diperkirakan mencapai 3.100 poin, karena hanya tinggal beberapa poin saja menuju ke sana.

Peluang indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) menuju ke level 3.100 poin sangat besar yang merupakan rekor baru dalam sejarah perkembangan bursa Indonesia, kata Krisna di Jakarta, Senin.

Kenaikan indeks BEI hingga mencapai 3.100 poin itu didukung oleh membaiknya harga nikel dan emas. Harga komoditas, nikel dan emas itu masih berpeluang naik lagi yang mendorong indeks terus meningkat mencapai 3.100 poin, ucapnya.

Selain itu, investasi asing di bursa modal Indonesia masih tinggi bahkan berpeluang meningkat, karena investasi di pasar domestik lebih baik ketimbang di kawasan lainnya.

"Kami optimis Indonesia makin diminati pelaku asing untuk menempatkan dananya, karena keuntungan yang diperoleh makin besar," ucapnya.

Makin aktifnya pelaku asing menempatkan dananya di pasar, menurut Krina Dwi Setiawan yang juga analis PT Valbury Asia Securities, karena mereka yakin Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan (BI) yang saat ini mencapai 6,5 persen.

BI pada akhir tahun ini diperkirakan akan menaikkan BI Rate minimal 25 basis poin, karena laju inflasi 2010 semakin tinggi, ucapnya.

Menurut dia, pelaku asing terus bermain di pasar domestik, selain ekspor Indonesia yang terus meningkat, akibat menguat harga komoditi juga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh di atas enam persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai di atas enam persen hampir dapat dipastikan dengan penggerak utama sektor konsumsi, ucapnya.

Ia mengatakan, Indonesia saat ini merupakan negara ketiga di Asia setelah China dan India yang banyak diminati pelaku asing dalam menempatkan dananya.

"Kami optimis Indonesia ke depan akan makin tumbuh yang didukung investasi asing, aktifnya perbankan menyalurkan kredit dan pemerintah mempercepat mencairkan anggaran belanja ke sektor lain," ucapnya.
(T.H-CS/S004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010