Bantul (ANTARA News) - Pijat massal yang digelar pada 7 Agustus 2010 atau di tengah perayaan Bantul ekspo 2010 di pasar seni gabusan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta gagal pecahkan rekor.
"Pijat massal yang diharapkan dapat dicatat dalam museum rekor indonesia (MURI) sebagai pijat terlama dan terbanyak namun ternyata gagal karena terkendala teknis," kata ketua panitia bantul ekspo Bambang Legowo di Bantul, Senin.
Menurut dia, aksi pijat massal dalam rangka semarakkan Bantul Ekspo pada 31 Juli hingga 8 Agustus 2010, aksi itu dilaksanakan selama 12 jam mulai dari jam 07.00 hingga 19.00 WIB diharapkan dapat diikuti peserta sebanyak 700 orang.
"Selama pelaksanaan aksi pijat massal tidak ada yang melakukan monitoring dan pencatatan, sehingga peserta yang mengikuti tidak terhitung," katanya.
Bambang mengatakan, kondisi itu akan menjadi bahan evaluasi panitia maupun pihak yang berkepentingan untuk lebih mempersiapkan diri di waktu yang akan datang.
"Kami berharap di waktu yang akan datang perencanaan lebih dipersiapkan dengan matang, mengingat kabupaten Bantul seringkali berhasil pecahkan rekor MURI pada perayaan Bantul Ekspo tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Ia menyebutkan, rekor MURI yang pernah dipecahkan kabupaten Bantul diantaranya adalah geplak rakasaa pada 2002, padasan raksasa pada 2003, caping raksasa pada 2005, topeng raksasa pada 2007, replika gong raksasa pada 2008, dan peyek raksasa pada 2009.
Menurut Bambang, aksi pijat massal itu merupakan acara yang mewakili sisi kemanusiaan, agama, dan sosial dengan tujuan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan antar sesama masyarakat.
"Metode penyembuhan dalam pijat massal yakni melaui pemijatan refleksi dengan penggabungan tenaga dalam pada titik-titik refleksi tubuh manusia," katanya. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010