London (ANTARA News) - Profesor dari University of the Arts London, mengakui kajian dan teori sastra yang diajarkan di universitas di Indonesia melalui pendekatan humanistis sangat mendalam ketimbang yang ditemuinya di universitas di Inggris.
Hal ini diakui Prof Ray M Lucas yang menjadi pembimbing one-to-one-class untuk kandidat doktor Mutmainnah Mustofa yang tengah melakukan kajian buku ajarnya bersama Prof Ray Lucas yang berjudul "How to Analyze Poet, Poetry and Drama."
Dra Hj Mutmainnah Mustofa MPd, dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Senin mengatakan dosen pembimbingnya itu mendapat banyak masukan mengenai teori sastra dan kajian khususnya pengkajian karya sastra secara umum melalui pendekatan humanitis yang diperolehnya.
Mutmainnah yang mendapat kesempatan menjalani proyek pelatihan Overseas non degree training dari Direktorat Pendidikan Tinggi kementerian Pendidikan melalui Universitas Islam Malang (Unisma) selama tujuh minggu bersama Prof Ray guna menyiapkan materi pelajaran untuk mahasiswa di Inggris.
Menurut Mutmainnah yang meraih SI di Fakultas Sastra Inggris Universitas Negeri Jember, kajian sastra yang diajarkan di universitas di indonesia ternyata lebih mendalam ketimbang apa yang diajarkannya di Universitas di Inggris.
Selama mengikuti kajian di Universitas Arts London, Mutmainnah Mustofa mengakui sering kali ia mendapat kesempatan memperkenalkan tentang keragaman budaya dan keunikan Indonesia yang kaya akan multi etnik.
Ia memberi contoh budaya tari Bali yang memiliki Philosopi yang mendalam begitupun dengan kain Batik tidak saja memiliki keindahan yang keragaman tetapi juga terdapat etika dan norma dalam setiap jenis Batik.
Mutmainnah yang meraih S2 dan S3 di Universitas Negeri Malang selama di Inggris mendapat kesempatan tampil memperkenalkan budaya Indonesia dihadapan mahasiswa dari berbagai negara seperti mahasiswa dari Madrid, Spanyol, Roma, Italia, Turki, Maroko, Pakistan, China Thaiwan, Jepang, dan Ukraina.
"Mereka sangat tertarik dengan kajian budaya Indonesia dan berencana akan melanjutkan kajian budaya dan agama di Indonesia," ujar ibu satu putri hasil perkawinannya dengan Dr. H. Dahlan Tamrin, M.Ag dosen Pasca Sarjana UIN Malang.
Dikatakannya para mahasiswa itu menemukan hal hal yang baru dan unik serta menarik yang tidak mereka temukan di negara mereka seperti tari Bali, dan mereka langsung tertarik dengan Indonesia yang sebelumnya tidak mereka ketahu sama sekali dan bahkan tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam.
Mahasiswa mancanegara itu juga merasa kagum dan mengakui kekayaan dan keragaman dari Indonesia, ujar Mutmainnah yang setiap hari diminta memprestasikan keberagaman budaya Indonesia di hadapan para pelajar internasional.
Mereka sangat mengagumi akan keberagamanan dan keunikan budaya Indonesia dan juga multi etnik yang dimiliki Indonesia yang membuat mereka ingin melakukan kajian lebih lanjut di Indonesia, ujarnya.
Menurut Mutmainnah, dalam riset yang dilakukannya terhadap karya sastra ditemui empat nilai yang diakui Prof Ray sangat menarik dan unik yaitu yang pertama memiliki nilai nilai agama, kedua nilai philosiphis , ketiga nilai etika dan keempat estetika.
Prof Ray , sangat menggumi keempat teori tersebut yang ditemui dalam saat bersamaan dalam proses pembelajaran/ belajar mengajar di kelas. Selama ini Ray menilai bahwa pengajaran karya sastra itu kurang mendalam dan tidak mencapai dasar.
Prof mengakui empat kajian itu akan dikaji dalam bentuk pengajaran langsung dan selanjutnya akan diterapkan langsung di dalam kelas, ujar Mutmainnah yang menjadi Koordinator Bidang Hukum dan HAM Pusat Studi Wanita (PSW)Univeritas Islam Malang.
Hal yang menarik, menurut Mutmainnah, dari segi religi, Prof Ray sangat tertarik dengan konsep halal food yang diterapkan dalam Islam dan baginya sangat menarik untuk dipelajari kenapa dalam Islam ada istilah halal dan juga pengunaan air dalam berwudhu yang dilakukan sebelum sholat.
Setiap kali membeli makanan Prof Ray pasti akan mencari label halal, demikian Mutmainnah Mustofa MPd. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010