Surabaya (ANTARA News) - Seribu perempuan yang tergabung dalam anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu, memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) membuat ketupat terbanyak sambil mengenakan sarung.
Penghargaan diserahkan oleh Ari, perwakilan MURI, di Plasa Kapas Krampung Surabaya. Melalui keberhasilan ini, MURI mencatatkan rekornya yang ke 4450.
"Setelah melihat dan menyaksikan pembuatan 10.000 ketupat oleh 1.000 perempuan, maka dengan bangga kami menyerahkan penghargaan ini," ujar Ari, mewakili Pimpinan MURI, Jaya Suprana, yang kebetulan tidak bisa hadir.
Piagam penghargaan MURI itu diberikan kepada tiga kelompok sekaligus, di antaranya kepada PT Pismatex "Gajah Duduk" selaku pemrakarsa kegiatan, Plasa Kapas Krampung selaku penyelenggara serta Dannis Collection selaku pendukung acara.
Ketua PKK Kota Surabaya, Dyah Katharina menyatakan kebahagiaan dan kebanggaannya karena berhasil menorehkan prestasi memecahkan MURI.
"Kami kaum perempuan dan warga Surabaya sangat bangga bisa berbuat positif dan mencatatkan prestasi luar biasa ini," tukasnya.
Namun istri Wali Kota Surabaya Bambang DH tersebut mengaku bukan pencapaian prestasi yang menjadi target kegiatannya, tetapi silaturahim dan kebersamaan yang lebih menjadi sasaran kegiatan ini.
"Melalui kegiatan ini, telah berkumpul seribu orang ibu PKK dari berbagai pelosok se-Surabaya. Kami harap, melalui kegiatan ini membuat warga kota lebih akrab dan menikmati kegiatan ini, yakni membuat ketupat," jelasnya.
"Apalagi menjelang bulan suci Ramadhan. Sudah menjadi tradisi bagi semua orang bahwa di saat puasa dan lebaran, tidak pernah lupa membuat ketupat untuk teman makan sahur dan buka puasa serta berlebaran," terang Dyah.
Sementara itu sales dan marketing manajer PT Pismatex, Enjang Dana Resi, mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar acara membuat ketupat oleh seribu perempuan Surabaya untuk melestarikan ketupat di masyarakat.
Ia mengemukakan, dengan digelarnya kegiatan semacam ini, diharapkan ibu dan keluarga Indonesia tidak melupakan budaya bangsa Indonesia saat ramadhan dan lebaran dengan membuat ketupat.
"Tidak hanya itu saja, memakai sarung juga sudah menjadi budaya bangsa Indonesia. Maka, sebagai pemrakarsa, kami mengajak masyarakat untuk tidak sungkan dan malu menggunakan sarung," papar Enjang Dana Resi.(*)
(ANT-165/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010