Mantan juru bicara pada saat almarhum KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, mungkin KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah orang pertama yang diperingati hari ulang tahunnya setelah yang bersangkutan meninggal dunia.
"Informasi dari keluarga, almarhum Gus Dur lahir pada 4 Agustus 70 tahun silam dan meninggal dunia pada 30 Desember 2009," kata Yahya Staquf di hadapan ratusan undangan peringatan Istiqotsah Milad Gus Dur.
Dari ratusan undangan hadir sejumlah kyai dari berbagai daerah di Indonesia antara lain, KH Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU), KH. Mustofa Bisri (Pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang dan pengurus PBNU), KH Nur Iskandar SQ, KH Sihabuddin, KH Ahmad Said, Habib Hasan, dan Habib Abubakar Alatas.
Menurut Yahya, kyai yang lain mungkin tidak berani diperingati hari lahirnya setelah yang bersangkutan meninggal dunia. Karena sudah menjadi kebiasaan di Indonesia orang yang telah meninggal dunia tidak lagi diperingati hari lahirnya, tapi hari wafatnya.
Yahya menjelaskan, ada dua pertimbangan keluarga menyelenggarakan istigotsah memperingati hari lahir Gus Dur ke-70.
Pertimbangan pertama, kata dia, banyak orang mengenal Gus Dur, tidak hanya mengenal secara fisik tapi juga mengenal sikap dan pemikirannya.
"Gus Gus adalah orang yang selalu optimis dan teguh dalam perjuangan," katanya.
Menurut dia, pada saat semua orang cemas, Gus Dur tetap optimis dan bahkan pada saat semua orang mencemaskan Gus Dur dia justru menasihati orang lain agar tidak cemas.
"Sikap optimisme Gus Dur karena dia hanya tergantung pada Allah SWT," katanya.
Pertimbangan kedua, kata dia, Gus memiliki cita-cita luhur untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang heterogen bisa sejahtera, rukun, dan damai.
Peringatan istigotsah milad Gus ini, katanyam untuk meneladani pemikiran dan cita-cita Gus Dur.
Menurut dia, tidak bisa dipungkiri banyak masyarakat Indonesia yang telah merasakan jasa-jasa Gus Dur.
Yahya menegaskan, ada berjuta-juta orang di Indonesia yang meyakini dan mendukung cita-cita Gus Dur.
"Kita inginkan agar masyarakat tersebut tetap teguh untuk meneruskan pemikiran dan cita-cita Gus Dur," katanya.
Yahya berharap, suatu saat akan terjadi tradisi baru di tengah masyarakat nadliyin untuk menyelenggarakan milad Gus Dur dari tahun ke tahun," katanya. (R024/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010