Palu (ANTARA) -
Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah menyerahkan sepenuhnya kepada TNI-Polri dalam mengusut dan memburu pelaku kekerasan hingga menghilangkan nyawa di Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Selasa (11/5).
"Tentunya kami berharap aparat keamanan lebih ekstra melakukan pengejaran terhadap para pelaku kekerasan tersebut, agar supaya kejadian ini tidak lagi terulang," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin yang dihubungi di Palu, Rabu, menanggapi peristiwa kejahatan kemanusiaan di wilayah Lembah Napu, Kabupaten Poso.
Menurut dia, peristiwa seperti itu sudah sering berulang. Pada November 2020, kasus serupa menimpa warga Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Oleh karena itu, dibutuhkan keseriusan aparat keamanan perlu melakukan langkah-langkah strategis dalam penanganan aksi teror yang berujung pada hilangnya nyawa manusia.
"Kami berharap, kejadian ini jangan dihubungkan dengan ajaran agama, sebab aksi yang dilakukan kelompok-kelompok tertentu ini tidak ada hubungannya dengan ajaran agama mana pun," ujar Zainal.
Dia mengemukakan tindakan oleh pelaku yang diduga Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu tidak bisa disebut atau disimpulkan mewakili salah satu ajaran agama tertentu, karena apa yang mereka perbuat tidak ada agama mana pun membenarkan aksi teror berujung menghilangkan nyawa orang lain.
"Terlebih dalam ajaran Islam, aksis teror seperti itu sangat jauh dari ajaran agama Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW," ucap Zainal Abidin yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu itu.
Baca juga: Polisi sebut DPO MIT Poso diduga kembali membunuh dua petani
Dia menilai peristiwa teror hingga hilangnya nyawa empat warga Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur sebagai keterlaluan dan tidak berperikemanusiaan, apa lagi korban sedang berada di kebun guna mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.
"Selaku ketua FKUB, saya tidak pernah mendapat dalil dalam Al Quran seperti paham dianut kelompok-kelompok seperti itu. Perbuatan ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat," kata dia.
Atas peristiwa tersebut, ia meminta seluruh umat beragama di Sulteng tidak terpancing dan tetap tenang serta lebih menguatkan sikap toleransi, karena apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu sengaja memecah belah persatuan dan kesatuan yang sudah terpelihara selama ini.
Jika dalam proses pengejaran kelompok-kelompok teroris terkendala soal medan, katanya, tentu TNI/Polri lebih memiliki strategi jitu dan langkah-langkah yang pasti dalam menghadapi situasi sulit.
"Saya kira, aparat lebih paham menyangkut kondisi lapangan dan kami berharap para pelaku bisa segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum," demikian Zainal.
Baca juga: Anggota DPR desak pemerintah tumpas habis kelompok teroris MIT Poso
Baca juga: TNI lakukan langkah persuasif redam simpatisan teroris di Poso
Baca juga: Koopsgabsus tegaskan siap "backup" operasi buru teroris di Poso
Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021