Havana (ANTARA News/AFP) - Pemimpin Revolusi Kuba, Fidel Castro, Sabtu, menyampaikan pidato langka di depan parlemen untuk pertama kalinya sejak menyerahkan kekuasaannya empat tahun silam.
Tampil dengan seragam militer khasnya, Castro tampak energik di depan para pemimpin dan anggota Parlemen Kuba, termasuk Presiden Raul Castro.
Mereka mengelu-elukan Castro dengan meneriakkan yel-yel "Viva Fidel!" selaku bapak revolusi saat naik ke podium acara yang disiarkan secara langsung oleh stasiun TV dan radio nasional Kuba.
Berdiri di podium untuk pertama kalinya sejak dia menyerahkan kekuasaannya kepada saudaranya tahun 2006, Fidel Castro mengingatkan ancaman dan bahaya perang nuklir.
Hanya saja, dalam pidatonya itu, Castro diam seribu bahasa soal masalah ekonomi dan pelanggaran hak azasi manusia di negaranya, termasuk soal pembebasan sejumlah aktivis anti-pemerintah.
Dalam soal ekonomi, perekonomian Kuba yang 95 persennya dikuasai negara tidak mampu menyerap sebagian besar warga negara yang menganggur.
Dia menyampaikan pidatonya sekitar sepuluh menit atau jauh di bawah standar dirinya saat menyampaikan pidato di PBB yang bisa selama lebih dari empat jam.
Mantan presiden Kuba yang pada 13 Agustus 2010 ini genap berusia 84 tahun ini sebelumnya meminta penyelenggaraan rapat khusus seminggu setelah sesi pertama dari dua sesi tahunan Majelis Nasional diadakan.
Castro mengungkapkan kekhawatirannya kalau-kalau Amerika Serikat (AS) dan Israel menyerang Iran dengan senjata nuklir.
Namun, semuanya berpulang kepada Presiden Barack Obama untuk mengeluarkan perintah penyerangan itu, kata mantan pemimpin Kuba ini.
Seandainya Obama menyadari berbagai konsekuensi dari serangan nuklir ke Iran itu, Fidel Castro mengatakan, Obama "tidak akan melakukannya".
"Kita memberikan kontribusi pada upaya persuasif itu," kata mantan presiden Kuba kelahiran 13 Agustus 1926 ini. (R013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010