"JK lebih tepat dengan julukan pemimpin `problem solver` karena lebih cepat mencarikan solusi dalam setiap persoalan. Bahkan, banyak masalah-masalah, yang tak ada tandingannya dalam menyelesaikan," kata Andrinof di Padang, Sabtu.
Andrinof menyampaikan pandangannya itu ketika menjadi pembicara dalam diskusi buku berjudul `Mereka Bicara JK` yang diselenggarakan Fakultas Sastra Unand dan National Press Club Of Indonesia (NPCI), di Gedung Genta Budaya Kota Padang, Sumbar.
Menurutnya, lima buku yang diterbitkan tentang JK, belum tentu selesai, karena masih banyak sisi-sisi lain yang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, sehingga masih diperlukan buku-buku lain tentang JK.
JK merupakan seorang pemimpin yang fenomenal, sehingga banyak hal yang bisa diingat, dikenang dan dipelajari dari sosok beliau, kata Andrinov.
Dia menyampaikan, bila perguruan tinggi di Indonesia ingin mengambil pemikiran dari Jusuf Kalla, maka suguhilah dengan rumusan masalah-masalah yang ada.
"Beliau (JK) jago dalam bidang menyelesaikan persoalan, lalu diberikan soal demokrasi, tentu akan sedikit yang bisa diperoleh dengan kehadirannya," katanya.
Andrinof menilai perpisahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2009 merupakan kerugian, karena untuk memperbaiki Indonesia, dipandang tepat karakter pasangan SBY-JK.(*)
KR-SA/H007/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010