Makassar (ANTARA News) - Peneliti Jerman, Horst Liebner yang memprakarsai lomba Sandeq Race tahun 1995 menilai badai Elnino yang melanda beberapa negara kawasan Asia Pasifik mempengaruhi kecepatan perahu sandeq.
"Festival sandeq tahun ini berjalan lancar, namun tidak sesuai dengan harapan panitia dan masyarakat karena kecepatan angin tidak terlalu bagus untuk sandeq," ujar Liebner di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan, sejak Sandeq Race 1995 para sawi (awak perahu) mengeluhkan angin laut yang tidak terlalu kencang karena pengaruh Elnino berdampak pada perairan Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.
"Cuaca cukup bagus, tetapi kecepatan angin yang tidak menentu dan kurangnya angin menjadi faktor tidak maksimalnya pertandingan," katanya.
Para peserta sandeq harus melewati tujuh etape yang sudah ditentukan panitia penyelenggara dari etape I Mamuju-Deking (Majene), sampai etape terakhir Barru-Pantai Losari Makassar pada 7 Agustus 2010.
Sandeq merupakan sebutan untuk perahu layar tradisional khas masyarakat suku Mandar, Sulbar yang memiliki panjang lambung 7-11 meter dan lebar 60-80 centimeter.
Di samping kiri dan kanan perahu dipasangi cadik terbuat dari bambu sebagai penyeimbang.
Dalam perkembangannya, mulai 1995 lomba perahu sandeq dipertandingkan secara profesional oleh etnis Mandar yang diprakarsai Liebner. (*)
KR-MH/F003/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010