Beberapa warga ditemui di lokasi gedung Sekolah Madrasah tersebut, Sabtu, mengatakan bahwa kondisi bangunan banyak menggunakan kualitas kurang baik dan pengerjaannya pada beberapa bangian kurang sempurna, sehingga mudah retak.
"Memang kondisi bangunan banyak tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB), kayu yang digunakan kualitas rendah, dinding, balok penyangga, tiang terbuat dari semen sudah banyak retak," kata Darlan, warga setempat.
Ia mengatakan, seharusnya bahan bangunan ini menggunakan kayu berkualitas untuk penyanggah atap dari genteng tersebut, karena daya tekannya akan lebih berat.
Demikian juga dengan semennya juga sudah banyak yang retak dan hanya tinggal menunggu waktu saja roboh, katanya.
"Padahal bangunan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) ini hanya satu-satunya yang ada di Kecamatan Dempo Utara dan siswanya juga cukup banyak. Namun kondisinya semua bagian bangunan sudah banyak rusak atau retak-retak," kata dia.
Menurut dia, bangunan MIN ini tidak akan bertahan lama, sebab keadaan fisik bangunan sangat rapuh, termasuk bahan yang digunakan juga banyak tidak sesuai dengan RAB.
Sementara itu Kabag Tata Usaha, Kementrian Agama, Kota Pagaralam Ahmad Nizom, mengatakan memang dana pembangunan sekolah tersebut bantuan dari Negara Australia melalui Depag Pusat dengan lokasi sekolah di Kota Pagaralam, namun bantuan ini bukan dalam betuk dana tapi berupa fisik bangunan yang siap ditempati.
"Bantuan yang diberikan itu merupakan kerjasama antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah RI melalui Departemen Agama Pusat, kemudian dipilih lokasi Kota Pagaralam," kata dia.
Menurut dia, pemberian bantuan kali ini berupa penyediaan sarana fisik, berupa kantor, ruang guru dan lokal belajar bagi siswa di MIN Muarasiban. Kalaupun ada kerusakan akan meminta pihak terkait melakukan perbaikan.
(ANT-127/M033/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010