Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjungpinang Agus Jamaluddin merinci 145 PMI itu terdiri dari 91 pria, 53 wanita, dan satu orang bayi.
"Sebanyak 116 di antaranya adalah Warga Negara Indonesia korban perdagangan orang . Selebihnya, 29 orang merupakan PMI," kata Agus Jamaluddin ditemui pelabuhan internasional SBP Tanjungpinang, Selasa.
Agus mengatakan setibanya di pelabuhan tersebut, petugas KKP langsung melakukan tes cepat antigen kepada para PMI itu untuk memastikan positif atau negatif COVID-19.
Bagi yang positif antigen akan dilanjutkan dengan tes usap PCR. Sembari menunggu hasilnya, mereka akan ditempatkan di gedung LPMP di Kabupaten Bintan.
"Kalau hasil tes usap PCR menyatakan positif COVID-19. Maka langsung dikirim ke RSKI Galang, Batam," ujarnya.
Baca juga: Ratusan PMI masih dirawat di RSKI Pulau Galang
Baca juga: KJRI Kuching imbau PMI patuhi aturan "lockdown" pemerintah Malaysia
Sementara, bagi yang negatif antigen ditempatkan di lokasi berbeda, yakni di Rumah Penampungan Trauma Center (RPTC) di kilometer 14 Senggarang, dan kantor Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Tanjungpinang.
"PMI negatif antigen tinggal menunggu proses pemulangan ke daerah masing-masing," ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus mengimbau masyarakat tidak resah dengan kedatangan PMI dari Malaysia, karena proses pemulangannya sudah melalui penerapan protokol kesehatan ketat.
Sebelum pulang, mereka juga sudah tes COVID-19 di sana dan hasilnya negatif. Sesampainya di Indonesia, khususnya pelabuhan SBP Tanjungpinang, pahlawan devisa itu kembali dites cepat antigen hingga PCR.
"Apalagi pemulangan PMI melalui pelabuhan SBP Tanjungpinang ini difasilitasi langsung KJRI Malaysia dan BP2MI," demikian Agus.
Baca juga: Menko prediksikan hampir 50.000 PMI pulang ke Tanah Air
Baca juga: Dubes dan Konjen KJRI Johor Bahru pantau pemulangan WNI
Baca juga: Mendagri sebut Sumut dan Riau harus siap terima PMI
Pewarta: Ogen
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021