Kita targetkan dalam waktu tiga bulan selesai pemasangan tower permanen yang sempat ambruk pada saat bencana pada awal April lalu

Kupang (ANTARA) - PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan pembangunan menara listrik permanen sebagai penganti tower 19 yang roboh saat bencana siklon seroja di Kupang, akan selesai dalam waktu tiga bulan.

"Kita targetkan dalam waktu tiga bulan selesai pemasangan tower permanen yang sempat ambruk pada saat bencana pada awal April lalu," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda secara virtual di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pembangunan tower permanen hendaknya segera dipercepat agar proses pemindahan kabel listrik dari tower darurat yang sudah berdiri bisa segera dilakukan.

Menurut dia, percepatan pemindahan itu bisa segera dilakukan untuk mencegah jika terjadi sesuatu lagi di daerah itu akan mengganggu pasokan listrik ke pulau Timor.

"Tower emergency yang dibangun itu saya pastikan kuat, namun akan lebih baik lagi agar tower permanen secepatnya dibangun sehingga bisa lebih aman lagi," tambah dia.

Saat ini ujar dia, sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Timur sudah 100 persen normal. Hal ini dikatakannya usai sejumlah gardu PLN di pulau Sabu Raijua yang berada di wilayah terluar NTT berhasil dinyalakan kembali.

Sementara itu terkait dengan kerugian yang dialami oleh PLN akibat bencana alam dampak dari siklon seroja di NTT, Huda mengatakan bahwa saat bencana terjadi, yang dipikirkan direksi PLN adalah memulihkan terlebih dahulu kelistrikan di NTT.

'Kami saat adanya bencana itu, dan sistem kelistrikan mati total, di pikiran kami hanyalah bagaimana caranya agar segera memulihkan sistem kelistrikan di NTT. Soal untung rugi itu masalah berikutnya yang akan dipikirkan," tambah dia.

Jika dalam pelayanan PLN lebih kepada normal masalah bisnis, maka belum tentu pelayanan listrik untuk masyarakat di luar pulau Jawa dan Bali belum tentu dilayani.

Hal ini disampaikan juga oleh General Manajer PT. PLN UIW NTT Agustinus Jatmiko. Menurut dia, tak ada untung rugi yang dipikirkan oleh PLN NTT saat pemulihan itu.

Apalagi sebagai BUMN hal utama yang harus dilakukan oleh PLN sendiri ujar dia adalah membantu masyarakat dan pemulihan listrik sehingga akitivitas perekonomian di NTT bisa normal kembali.

"Saya mau sampaikan bahwa PLN sendiri tidak menggunakan kosa kata untung rugi saat melakukan pemulihan listrik di NTT pascabencana," tambah dia.

Baca juga: PLN pulihkan listrik 100 persen di NTT
Baca juga: Kiprah dua Kartini PLN dibalik pembangunan menara darurat pulau Timor
Baca juga: PLN : 96 persen pasokan listrik di Adonara pulih

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021