Jakarta, 6/8 (ANTARA) - PT Bank Internasional Indonesia Tbk ("BII" atau "Bank") hari ini mengumumkan laba bersih sebesar Rp326 miliar untuk enam bulan pertama yang berakhir 30 Juni 2010, sebuah perubahan yang signifikan dibandingkan dengan rugi sebesar Rp363 miliar pada periode sebelumnya yang berakhir 30 Juni 2009. Keberhasilan kinerja ini dicapai dengan dukungan pertumbuhan yang kuat pada seluruh segmen bisnis, pertumbuhan kredit yang solid dan membaiknya fee based income.

Presiden Direktur dan CEO BII, Ridha Wirakusumah mengatakan, "Fokus kami tahun lalu adalah melakukan konsolidasi operasional dan memperkuat fundamental untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Hasil dari momentum pertumbuhan sudah mulai terlihat pada kuartal pertama 2010. Kerja keras dalam memperbaiki kualitas aset, meningkatkan modal, memperkuat manajemen risiko serta memperbaiki keseluruhan fundamental selama tahun lalu, telah memperlihatkan hasil yang lebih baik untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis inti kami selanjutnya."

Pada 30 Juni 2010, portofolio kredit BII tumbuh 33%, jauh melampaui pertumbuhan industri sebesar 18%, yang meningkatkan total aset BII sebesar 24% menjadi Rp67,6 triliun. Total portofolio kredit BII mencapai Rp47,3 triliun pada Juni 2010 dibandingkan Rp35,4 triliun pada Juni 2009. Pertumbuhan kredit tertinggi berasal dari kredit UKM dan Komersial yang tumbuh 37%.

"Pengembangan financial supply chain pada perbankan UKM & Komersial menjadi faktor utama pendukung pertumbuhan kredit UKM & Komersial kami. Financial supply chain menyediakan solusi keuangan end-to-end yang lengkap kepada nasabah pada serangkaian bisnis dan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan nasabah kami. Melalui skema ini, kami bisa meraih pangsa pasar yang lebih besar pada pertumbuhan, baik pinjaman mupun simpanan," kata Ridha. "Membaiknya segmen bisnis UKM juga difasilitasi oleh jaringan cabang yang hadir lebih dekat dengan nasabah serta otoritas pengambilan keputusan yang diberikan kepada Regional Business Head kami," tambah Ridha.

Jumlah simpanan nasabah meningkat 23% menjadi Rp52,2 triliun pada 30 Juni 2010, naik dari Rp42,4 triliun yang tercatat pada 30 Juni 2009. Loan to deposit ratio (LDR) mencapai 89,75%. Pendapatan bunga bersih untuk enam bulan pertama yang berakhir 30 Juni 2010 mencapai Rp1,55 triliun, sedangkan net interest margin (NIM) sebesar 5,65%.

Fee based income untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2010 tumbuh 6% mencapai Rp1.065 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selain didukung oleh kenaikan fee dari kartu kredit, trade finance, remittance dan fee jasa lainnya, Bank juga mencatat kenaikan kontribusi pendapatan fee dari unit Treasury. Restrukturisasi bisnis Treasury dan operasional serta kerja sama dengan tim treasury Maybank di Malaysia dan Singapura telah meningkatkan kinerja pada bidang ini. Bisnis remittance terus bertumbuh kuat didukung oleh membaiknya akses dan layanan kepada nasabah melalui dukungan Maybank.

Maybank Money Express (remittance) telah sukses diluncurkan di seluruh kantor cabang BII. ATM BII saat ini juga telah terkoneksi dengan ATM Maybank di Malaysia, Singapura dan Brunei. Nasabah yang melakukan perjalanan ke negara-negara tersebut kini bisa dengan mudah dapat mengakses rekeningnya dengan menggunakan kartu ATM BII di ATM Maybank. BII bersama Maybank juga fokus pada peningkatan penyediaan produk dan kapabilitas layanan kartu kredit, trade finance dan investment banking.

Biaya overhead turun 2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya di tengah ekspansi jaringan cabang yang dilakukan oleh Bank pada enam bulan pertama tahun 2010. Cost to income ratio mencapai 62,87% dibandingkan 68,25% tahun lalu.

Laba operasional setelah provisi meningkat menjadi Rp499 miliar pada Juni 2010 dibandingkan tahun sebelumnya yang rugi sebesar Rp394 miliar.

Meskipun kredit tumbuh secara signifikan, provisi kerugian kredit Bank (bersih) turun menjadi Rp473 miliar pada Juni 2010 dari Rp1.173 miliar pada Juni 2009. (Tahun lalu, Bank membentuk provisi kerugian kredit one time off sebesar Rp302 miliar). Kualitas aset Bank terus membaik tercermin dengan menurunnya rasio NPL bruto menjadi 2,88% pada Juni 2010 dari 3,46% pada Juni 2009.

CAR dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar sebesar 14.87%, jauh di atas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%.

"Ke depan, kami akan melanjutkan strategi pertumbuhan secara agresif untuk mencapai aspirasi menjadi bank terbaik pada pasar yang dilayani. Rencana ekspansi cabang akan mendukung Bank untuk menambah jumlah nasabah serta meningkatkan pangsa pasar kami di industri perbankan. Kami berencana untuk memperluas jaringan cabang dengan membuka lebih dari 200 cabang baru dalam tiga tahun mendatang. Pada enam bulan pertama tahun 2010, kami membuka lebih dari 30 kantor," kata Ridha.

"Kami selalu memastikan agar kegiatan operasional selalu bertumbuh dengan pengelolaan dan pengawasan yang baik, serta senantiasa berhati-hati melalui pengawasan dan pengendalian melekat. Dalam hal ini, Bank juga didukung oleh peningkatan infrastruktur Teknologi Informasi melalui transfer best practices dari Maybank. Lebih lanjut, saat ini BII bersama Maybank sedang melakukan penyesuaian TI dan Basel II dan diharapkan dapat terealisasi sesuai target", tambahnya.

Presiden Komisaris, Tan Sri Megat Zaharuddin menambahkan, "Saya sangat gembira dengan Manajemen yang memfokuskan pada pelaksanaan bisnis strategis untuk menciptakan diferensiasi pasar. Sejalan dengan keseluruhan kapasitas organisasi termasuk sinergi dengan grup Maybank yang meningkat, Saya yakin momentum peningkatan ini akan memberikan hasil yang lebih baik di masa mendatang".

Pada tingkat anak perusahaan, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) terus menunjukkan perbaikan pada kinerjanya dengan laba bersih yang melonjak menjadi Rp85 miliar pada Juni 2010 dari Rp11 miliar tahun sebelumnya. Total pembiayaan WOM meningkat signifikan sebesar 109% mencapai Rp3.588 miliar (saat ini volume penjualan melebihi 50.000 sepeda motor per bulan), dengan rasio NPL terkelola di bawah 2,75%.

Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 50 dan 55

Bank menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 dan 55 (Revisi 2006). PSAK No. 50 (Revisi 2006) yang meliputi Pengakuan dan Pengukuran serta Penyajian dan Pengungkapan dari Instrumen Keuangan.

Pada awal penerapan, PSAK 55 berdampak pada laporan keuangan Bank per 30 Juni 2010, meliputi penyesuaian terhadap saldo awal laba ditahan dan laporan laba-rugi yang mengacu pada perhitungan penurunan nilai pada standar yang baru. Bank juga menerapkan perhitungan suku bunga efektif pada kredit, surat berharga dan dana pihak ketiga serta perhitungan kembali harga bid-offer untuk penilaian wajar dari derivatif. Seperti ditetapkan pada standar, perhitungan suku bunga efektif akan dilakukan secara prospektif. Bank juga mengidentifikasi dan menggabungkan penyesuaian transisional sehubungan dengan penurunan nilai yang diakui sebagai penyesuaian awal saldo laba ditahan per 1 Januari 2010.

Catatan untuk editor:

BII adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki 273 cabang, 829 ATM dan 15 CDM (Cash Deposit Machines) BII di seluruh Indonesia, dan juga sudah terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung dalam Jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan jaringan MEPS di Malaysia dan sekaligus terhubung dengan lebih dari 2.800 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura serta memiliki kantor cabang luar negeri di Mauritius, Mumbai dan Cayman Islands. Dengan total simpanan nasabah sebesar Rp52 triliun dan aset sebesar Rp68 triliun, BII menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui kantor cabang dan jaringan ATM, phone banking dan internet banking. BII telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BNII) dan aktif di sektor UKM/Komersial, Konsumer dan Korporasi. BII menyediakan produk dan jasa untuk perusahaan berskala menengah dan komersial serta menyediakan kepada individu produk-produk kartu kredit, KPR, deposito, pinjaman dan layanan wealth management. Sedangkan layanan untuk nasabah korporasi adalah pinjaman, trade finance, cash management, kustodian dan foreign exchange.

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Esti Nugraheni, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan Tel: +6221 2300-888

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010