"Saya sangat menyesal," ujar Zulfren yang berstatus tersangka, sambil menundukkan kepala di ruangan bagian Bina Mitra Kepolisian Resor Kota Barelang, Jumat.
Sambil menangis, dia mengaku sengaja merakit rangkaian mirip bom menggunakan aki bekas sepeda motor, kabel dari "charger" telepon genggam, layar telepon genggam dan beberapa paku.
Dia membutuhkan waktu satu jam untuk merakit rangkaian mirip bom itu di rumahnya.
Laki-laki yang baru satu tahun tamat SMA itu mengaku awalnya iseng karena tidak mempunyai pekerjaan.
Rangkaian mirip bom yang tidak akan bisa meledak itu hanya digunakannya untuk mengancam pengelola Diamond City guna mendapatkan uang.
Anak bungsu dari 7 bersaudara ini bercita-cita menjadi tentara, namun kandas karena keluarganya tidak memiliki uang untuk mendukung keinginannya.
Gagal menjadi tentara, Zulfren ingin kuliah di Pekanbaru, Riau. "Rencananya kalau aksi (pemerasan) saya berhasil, uangnya akan saya gunakan untuk kuliah," ujarnya sambil terisak.
Kamis (5/8) sekitar pukul 12.00 WIB, Polresta Batam Rempang Galang (Barelang), menangkap Zulfren yang mengancam akan meledakan bom di pusat perbelanjaan "Diamond City", Lubuk Baja, Kota Batam.(*)
ANT/A041/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010