Ambon (ANTARA News) - Sebanyak sembilan dari 16 penumpang speedboat yang tergelam dalam pelayaran dari Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) menuju Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, hingga kini belum ditemukan.
Camat Manipa Hanafi Maruapey tercatat sebagai salah seorang dari sembilan penumpang yang belum ditemukan itu, ujar seorang petugas tim SAR gabungan di Ambon, Jumat.
Sedangkan tujuh penumpang yang lain, seorang ditemukan telah menjadi mayat dan enam berhasil diselamatkan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Kifly Wakanno, membenarkan bahwa pihaknya kini tengah melakukan upaya perncarian terhadap sembilan korban yang belum ditemukan dari musibah yang terjadi pada Kamis (5/8) petang itu.
"Kami bergerak ke lapangan setelah adanya pemberitahuan dan perintah dari Pak Gubernur," katanya.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu memerintahkan BPBD untuk segera melakukan upaya pencarian setelah sebelumnya menerima pesan singkat (SMS) dari tokoh pemuda Manipa Moh Tohir Tomagola yang menyebutkan telah terjadi kecelakaan di laut, yakni sebuah speedboat tenggelam.
Terkait upaya pencarian, Kifly Wakanno mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak Perhubungan dan Kominfo Kabupaten SBB.
Kadis Perhubungan dan Kominfo Kabupaten SBB Irwan Patty mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan sejumlah personel untuk melakukan operasi SAR di perairan sekitar Pulau Manipa.
"Jadi pencarian sembilan penumpang kini masih terus kami lakukan," ucapnya.
Irwan Patty mengatakan bahwa pihaknya baru tadi pagi mendapat informasi tentang adanya sebuah speedboat yang tenggelam itu.
Asisten Tata Pemerintahan Setda SBB Ronal Silooy menyesalkan timbulnya musibah yang lebih karena kecerobohan manusia dalam mengoperasikan sarana transportasi di perairan.
"Ini terjadi karena para pengelola dan pengguna jasa transportasi laut tidak mau mematuhi peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nandara Pattimura Ambon," katanya.
Dikatakan, peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem belakangan itu sudah disosialisasikan, tapi kurang dipatuhi oleh pengelola transportasi perairan, sehingga timbul musibah di laut.
Sementara Administrator Pelabuhan (Adpel) Ambon Benny Tangkuman yang dihubungi terpisah, mengaku belum menerima laporan tentang adanya sebuah speedboat yang tenggelam itu.
"Saya malah baru tahu dari anda," kata Benny kepada ANTARA, sambil menambahkan bahwa pihaknya akan langsung mengkonfirmasikan hal itu dengan pihak terkait.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010