Angga dalam sesi Workshop "Konfabulasi" yang digelar virtual, Senin, mengaku tertantang saat pertama kali menerima tawaran dari Samsung Indonesia untuk menggarap film pendek tersebut, lantaran alat rekam yang digunakan hanya berupa kamera smartphone.
Saat tawaran tersebut diterima, dia berkomitmen untuk tidak mengurangi skala dan kualitas, serta menerapkan seluruh tahapan produksi layaknya membuat film panjang dengan peralatan profesional.
"Sebagai sutradara, saya tidak ingin mengurangi esensi produksi film, hanya karena berupa film pendek atau menggunakan smartphone. Dalam seluruh prosesnya kami tetap all out, dan ini bisa possible karena device-nya sendiri sangat powerful,” ucap Angga.
Baca juga: Tips membuat video dengan ponsel dari Angga Dwimas Sasongko
Baca juga: Sineas Indonesia optimistis industri perfilman membaik di 2021
Dalam pengerjaannya, Angga mengaku memanfaatkan berbagai fitur dan teknologi yang tersemat dalam smartphone tersebut.
Salah satunya kemampuan Galaxy S21 Ultra 5G dalam menangkap gambar pada kondisi minim cahaya secara jernih dan tajam.
"Kami hanya menggunakan sedikit lampu tambahan di adegan malam hari, yang fungsinya hanya memberikan efek warna atau ambience pada lokasi shooting kami. Di sini kami melihat bagaimana Galaxy S21 Ultra 5G bekerja secara optimal menangkap adegan dalam low light berkat teknologi sensor Nona-binning yang dibenamkan pada kamera 12MP," kata dia.
Selain itu, Sutradara 36 tahun itu juga mengoptimalkan fitur Director's View, di mana dia tak perlu melakukan pengambilan gambar berulang kali.
“Seperti pada scene mobil tabrakan, melalui Director’s View, saya bisa melihat terlebih dahulu mana arah terbaik untuk datangnya mobil, karena pengambilan scene ini sangat menantang, pastinya ketepatan saya butuhkan dan Director’s view yang membantu saya mengaturnya semua dengan lebih efektif," ucap dia.
Angga juga memanfaatkan teknologi Super Steady dan Sensor Stabilizer untuk menjamin hasil yang lebih stabil sehingga adegan yang ditampilkan semakin optimal.
"Teknologi yang terbenam dalam Galaxy S21 Ultra 5G memberikan saya keleluasaan untuk bereksplorasi lebih jauh dengan dukungan kualitas kamera sekelas profesional, sensor AI yang pintar dan prosesor yang mumpuni. Hasilnya bisa dilihat sendiri," ucap Angga.
Angga menambahkan bahwa proses syuting menggunakan kamera smartphone relatif lebih mudah dan ringkas bila dibandingkan dengan menggunakan kamera profesional. Dirinya hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan proses syuting.
Sementara itu, Penulis Skenario Irfan Ramli menceritakan tentang ide cerita dari film pendek tersebut. "Konfabulasi” berangkat dari satu pertanyaan yang terlintas oleh dirinya dan Angga. Dari situ, dikembangkan suatu jalan cerita yang menarik dengan penekanan storytelling yang menggugah emosi.
"Setiap orang dapat terperangkap dalam suatu ingatan ataupun memori yang kerap membelenggu dan menghalangi dirinya untuk melakukan suatu hal. Konfabulasi yang merupakan sebuah proses pengisian celah memori dengan sebuah ingatan baru hendak menyampaikan bagaimana kita sebagai manusia kerap melakukan hal tersebut tanpa disadari,” kata dia.
Ide cerita tersebut kemudian dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk visual yang dapat dinikmati penonton, sehingga pesan dan emosinya tersampaikan sesuai dengan ekspektasi.
“Kami yakin dengan script yang kompleks dan juga pengambilan gambar yang menantang, kemampuan Galaxy S21 Ultra 5G dapat memvisualisasikan film bergenre action heist ini dengan kualitas yang epic dan tidak kalah dengan kamera profesional," kata Irfan.
Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia Taufiq Furqan mengatakan bahwa teknologi yang diusung smartphone flagship Samsung ini menunjang seluruh produksi film sehingga menghasilkan kualitas visual yang epik.
“Dengan memanfaatkan kecanggihan dan teknologi Galaxy S21 Ultra 5G, siapa saja sekarang mampu membuat sebuah karya film yang epik," ucap dia.
“Konfabulasi” merupakan film pendek bergenre action heist yang bercerita tentang Bilal (Reza Rahadian) dan Marla (Dian Sastrowardoyo) yang terhubung melalui sebuah perangkat untuk menjalani proses konfabulasi.
Konfabulasi merupakan proses rekonstruksi memori dengan mengisi memori palsu yang berasal dari arahan, pernyataan, dan tebakan yang masuk akal.
Marla adalah seorang mentor yang berusaha memasuki ingatan dan “mencuri memori” dari Bilal. Di sisi lain, Bilal merupakan seorang agen yang hendak menerima tugas pertamanya.
Marla berusaha mengganti memori "terbelenggu" Bilal dan menggantinya dengan memori palsu. Usaha itu membuat Marla masuk ke alam bawah sadar Bilal dan menggantinya dengan kesadaran baru.
Pencurian memori yang dilakukan Marla menghasilkan kesadaran baru Bilal sesuai dengan yang telah dibayangkan.
Film pendek Galaxy Movie Studio 2021 “Konfabulasi” dapat disaksikan di Official YouTube Samsung Indonesia.
Baca juga: Samsung luncurkan film pendek yang direkam dengan Galaxy S21 Ultra 5G
Baca juga: Reza Rahadian main film pendek bermodal ponsel Samsung
Baca juga: Angkat isu global, film dokumenter "Pulau Plastik" tayang di bioskop
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021