Bank bailout (penerima dana talangan pemerintah), mengungkapkan laba paruh pertama pada Jumat, mengatakan akan menjual cabang-cabangnya dalam suatu transaksi yang diperkirakan senilai 1,65 miliar pound (2,0 miliar euro, 2,6 miliar dolar AS).
RBS, 83 persen dimiliki oleh pemerintah Inggris, menjual asetnya sesuai dengan permintaan yang dibuat oleh Komisi Eropa, sebagai imbalan atas bantuan negara yang diterima selama krisis keuangan global.
"Ini merupakan tonggak penting dalam pekerjaan kami dan melengkapi momentum restrukturisasi yang signifikan di balik rencana pemulihan kami secara keseluruhan," kata kepala eksekutif RBS Stephen Hester dalam pernyataan itu.
"Bank menjadi kuat, yang memungkinkan meningkatkan fokus pada pelayanan pelanggan berkelanjutan dan meningkatkan keberhasilan komersial; semua pra-syarat untuk realisasi menguntungkan pembayar pajak saham di RBS."
Antonio Horta-Osorio, kepala eksekutif dari Santander Inggris, memuji langkah itu sebagai langkah "penting" untuk kelompok, yang telah memiliki 1.300 cabang bank di Inggris setelah serangkaian pengambilalihan hati-hati, tepat waktu, selama enam tahun terakhir.
"Ini adalah kesepakatan strategis yang sangat penting bagi Santander di Inggris yang membangun kekuatan ritel kami," katanya, menambahkan transaksi akan memperluas kegiatan di sektor usaha kecil dan menengah.
Akuisisi ini akan melihat Santander menambah cabang-cabang yang sudah dimiliki di Inggris setelah pengambilalihan perusahaan Abbey pada 2004, Bradford & Bingley dan Aliance & Leicester pada akhir 2008.
"Melalui akuisisi Abbey, Alliance & Leicester dan Bradford & Bingley, Santander Inggris telah menunjukkan bahwa pihaknya dapat mengintegrasikan usaha kompleks skala besar dengan sukses," tambah Horta-Osorio.
"Proses pengalihan cabang RBS dan NatWest, bersama-sama dengan nasabah terkait dan rekening, akan berlangsung menjelang akhir 2011."
Penjualan tersebut terdiri dari 311 gerai merek RBS di Inggris dan Wales, dan tujuh toko merek NatWest di Skotlandia, dan juga termasuk rekening nasabah yang melekat pada cabang-cabang. Kesepakatan itu diharapkan selesai pada Desember 2011.
Bersama-sama, 318 cabang melayani 1,8 juta nasabah ritel, 244.000 nasabah UKM (uasaha kecil dan menengah) dan 1.200 nasabah perusahaan menengah.(A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010