Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Pemboman bunuh diri menewaskan kepala Kepolisian Perbatasan Pakistan dan dua orang lain dalam serangan yang berani di luar kantornya di kota Peshawar, Pakistan baratlaut, Rabu.

Taliban mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu dan mengancam melancarkan serangan pembunuhan lebih lanjut. Serangan bertarget itu diperkirakan merupakan taktik baru kelompok militan tersebut, yang seringkali dituduh bertanggung jawab atas serangan-serangan bom yang menewaskan banyak orang.

Mayat seorang remaja laki-laki tergeletak di lokasi pemboman. Kepala dan kakinya terputus, menurut laporan wartawan AFP.

Sedikitnya dua kendaraan terbakar dan sebuah sepeda-motor polisi lalu-lintas terguling setelah terhempas ke seberang jalan akibat ledakan itu.

"Serangan bunuh diri itu ditujukan pada Sifwat Ghayoor dan ia mati syahid," kata Bashir Bilour, menteri senior di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan baratlaut, kepada AFP.

"Kita telah kehilangan soerang perwira yang hebat dan berani. Ia keluar dari kantornya dan diserang di sini," kata menteri itu di luar markas besar Kepolisian Perbatasan.

"Kami masih menyelidiki apakah pelaku serangan bom bunuh diri itu satu atau dua orang. Kami juga akan mengetahui apakah ia berdiri atau duduk di dalam mobil," katanya.

Polisi mengatakan, dua orang lagi tewas dalam serangan itu dan 11 lain cedera.

Ghayoor adalah komandan Kepolisian Perbatasan sangat dihormati, yang membantu detasemen lain pasukan keamanan dalam operasi militer untuk menumpas gerilyawan Taliban Pakistan di wilayah baratlaut yang dilanda kekerasan.

Ia juga mantan kepala kepolisian Peshawar, ibu kota Pakistan baratlaut yang menjadi garis depan operasi pemboman Taliban dan Al-Qaeda yang telah menewaskan lebih dari 3.574 orang dalam tiga tahun terakhir.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan membuka front baru di Orakzai pada akhir Maret dalam upaya menghalau gerilyawan Taliban yang melarikan diri dari ofensif besar-besaran tahun lalu di Waziristan Selatan, markas kepemimpinan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010