Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Ameriks Serikat di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore, turun 12 poin menjadi Rp8.950-Rp8.960 per dolar dibanding penutupan sebelumnya Rp8.938-Rp8.948, karena pelaku pasar lebih cenderung melepas rupiah.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar yang semula pasif akibat isu redenominasi rupiah akhirnya memutuskan untuk melepas mata uang itu.
Akibatnya, rupiah terkoreksi sejalan dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat merosotnya saham-saham di Amerika Serikat, katanya.
Kostaman Thayib mengatakan, rupiah seharusnya bisa bergerak naik, karena dolar AS di pasar regional melemah terhadap euro dan yen.
Dolar dipindahtangankan 85,62 yen di Tokyo setelah jatuh ke 85,39 yen, terendah sejak akhir November. Dolar dibeli pada 85,80 yen.
Euro diperdagangkan pada 1,3216 dolar dan 112,89 yen, turun dari 1,3225 dolar dan 113,52 yen di New York.
"Kami memperkirakan rupiah akan dapat bergerak naik lagi, apabila bursa Wall Street membaik dan melemahnya dolar terhadap yen," ucapnya.
Menurut dia, pelepasan rupiah oleh pelaku pasar juga didukung oleh isu redenominasi sehingga membuat pasar panik yang cenderung melepas rupiah.
Namun ke depan peluang rupiah untuk naik masih besar, karena investasi asing di pasar tetap tumbuh, katanya.
Indonesia, lanjut dia, dinilai masih merupakan pasar potensial untuk melakukan investasi, meski saat ini pelaku asing agak menahan diri.
Pelaku hanya berdiam diri untuk mengetahui perkembangan pasar setelah munculnya isu redenominasi, ucapnya.(H-CS/A026)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010