Bandung (ANTARA News) - PT Bio Farma menargetkan dapat memproduksi vaksin sebanyak 1,3 miliar hingga 1,7 miliar dosis pada 2010, kata Sekretaris Perusahaan Rahman Rustan di Bandung, Rabu.
"Produksi tahun 2009 lalu meningkat signifikan mencapai 1,2 miliar dosis, permintaan juga meningkat. Tahun 2010 ini ditargetkan produksi bisa mencapai 1,3 miliar hingga 1,7 miliar dosis," kata dia.
Menurut Rahman, sekitar 51 persen produknya adalah vaksin polio, sedangkan sisanya anti tetanus, DPT, vaksun combo, hepatitis dan lainnya. Sekitar 60 persen produk pabrikan vaksin satu-satunya di Asia Tenggara itu diekspor, dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Rahman menyebutkan, permintaan pasar vaksin terhadap polio masih cukup tinggi, pasalnya di beberapa negara Asia dan Afrika wabah polio masih menjadi ancaman serius sehingga perlu vaksin itu lebih banyak lagi.
"Ekspor vaksin dilakukan baik vaksin jadi maupun bulk atau setengah jadi. India merupakan salah satu negara pengimpor bulk vaksin polio terbesar ke Bio Farma," kata Rahman.
Pemasaran vaksin dilakukan melalui business to business dan government to government. Selain itu juga melalui WHO dan UNICEF.
Menurut Rahman, peningkatan kapasitas produksi vaksin pada 2010 dipicu oleh kebutuhan pasar terhadap vaksin yang dibutuhkan di beberapa negara tersebut. Kecenderungan permintaan vaksin terus meningkat.
Perusahaan vaksin milik pemerintah itu menargetkan pendapatan sebesar Rp760 miliar miliar pada 2010.
"Target pendapatan 2010 didasarkan dari pendapatan tahun 2009 yang mencapai Rp740 miliar, tahun ini cukup optimistis, di lain pihak permintaan tak terpengaruh krisis global," katanya.
Lebih lanjut, Rahman menyebutkan dari 200 produsen vaksin di dunia hanya 23 perusahaan yang mendapatkan akreditasi dari WHO, salah satunya Bio Farma.
"Bio Farma merupakan industri vaksin dengan standar internasional dan mendapat lisensi dari WHO. Hingga saat ini produk vaksin kami sudah digunakan di 110 negara di dunia," kata Rahman.
Terakhir perusahaan vaksin tersebut memproduksi vaksin seasonal flu yang kemudian mengembangkan pula vaksin H1N1 yang ditargetkan mulai berproduksi 2010 ini.
Sedangkan untuk memperkuat pasar di negara-negara anggota Islamic Development Bank (IDB) yang berjumlah 54 negara, Bio Farma berinisiatif menjadi tuan rumah pembahasan industri vaksin negara-negara Islam di Bandung, 6-9 Agustus 2010 mendatang.
Konferensi tingkat internasional itu bertemakan "6th Annual Meeting Islamic Development Bank, Self Reliance In Vaccine Production (SRVP) Programme".
"Bio Farma ikut mendorong perkembangan industri vaksin di negara Islam, salah satunya melalui program pelatihan tenaga ahli yang berasal dari negara-negara anggota IDB," kata Rahman Rustan menambahkan.
(S033/Z003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010