"Tanpa kompetensi, bisa jadi relawan justru menyulitkan masyarakat di lokasi bencana," kata Sekjen PMI Sudirman Said dalam acara webinar bertajuk "Peringatan Hari Palang Merah Sedunia 2021", yang dipantau ANTARA di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Hari Palang Merah Sedunia, serba-serbi lembaga kemanusiaan
Pemberian pendidikan dasar yang dilanjutkan dengan pelaksanaan uji kompetensi ini tidak dimaksudkan untuk mempersulit calon relawan yang ingin bergabung.
"Kami ingin relawan yang turun ke lokasi bencana betul-betul memahami pengetahuan dasar dan wawasan menjadi relawan Palang Merah," katanya.
Baca juga: Relawan PMI Kota Bekasi evakuasi pasien COVID-19 dari kepungan banjir
Menurut Said, jalur untuk menjadi relawan PMI salah satunya bisa ditempuh sejak menjadi anggota Palang Merah Remaja saat menjadi pelajar, lalu menjadi korps Sukarelawan, dan akhirnya menjadi tenaga sukarela selepas kuliah sebelum menjadi relawan terlatih.
Hanya saja, kata Sudirman, yang banyak hadir sekarang ini ialah relawan yang langsung terjun karena panggilan hati saat terjadi bencana.
"Yang seperti ini biasanya langsung main turun tanpa memedulikan risiko. Semangatnya memang pantas didiapresiasi, tapi juga menjadi tantangan bagi kami untuk mengelolanya," kata Said.
Baca juga: Relawan PMI kembalikan keceriaan anak penyintas bencana gempa Sulbar
Terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang ini. Relawan yang diterjunkan juga harus dipersiapkan alat pelindung dirinya, juga dipastikan melaksanakan protokol kesehatan meski terkadang sulit juga melakukan jaga jarak karena tak jarang harus menggendong korban di lapangan.
"Namun yang pasti, kami mengapresiasi penuh para relawan yang tetap bekerja dalam situasi apa pun dengan semangat voluntarismenya yang memang merupakan nafas dan roh kepalangmerahan," katanya.
Baca juga: PMI kerahkan puluhan relawan dan ambulans ke lokasi gempa Sulbar
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021