"Bisakah perlawanan hanya berdiam diri dan memandangi angkatan darat (Lebanon) diserang?" katanya dalam pidatonya yang disebarkan lewat video di depan ribuan pendukungnya di wilayah Beirut selatan.
Sejak saat ini, jika militer Lebanon diserang Israel di manapun perlawanan Hizbullah berada, para pejuangnya jangan lagi berpangku tangan, katanya.
"Kita akan potong tangan Israel yang hendak menjangkau pasukan Lebanon," katanya.
Hassan Nasrallah lebih lanjut mengatakan dia sudah memerintahkan para pendukung Hizbullah untuk meninggalkan basis mereka setelah kontak tembak pasukan Lebanon-Israel, Selasa.
"Kami minta para pendukung kami untuk mundur dan tidak melakukan apapun. Kami sampaikan kepada presiden (Lebanon) bahwa kami tidak akan melakukan apapun," katanya.
Pidato yang berisi kebijakan terkini Hizbullah berkaitan dengan insiden baku-tembak yang menewaskan empat orang dari kedua belah pihak itu disampaikan Hassan Nasrullah dalam rangka memperingati empat tahun Perang Hizbullah-Israel tahun 2006.
Perang selama 34 hari itu berakhir pada 14 Agustus namun pemimpin Hizbullah itu menyampaikan pidatonya lebih cepat karena datangnya Bulan Suci Ramadhan pekan depan.
Berkaitan dengan insiden kontak tembak di wilayah perbatasan utara kedua negara itu, seorang perwira senior Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dipastikan tewas.
Selain menewaskan seorang perwiranya, sumber militer Israel menyebutkan, seorang perwira lain yang berpangkat kapten juga menderita luka serius dalam insiden tersebut.
Dua tentara Lebanon dan seorang wartawan juga tewas dalam kontak senjata yang terjadi Selasa siang di dekat Kibbutz Misgav Am, seksi perbatasan paling utara Israel, itu.
Perwira IDF yang tewas dalam insiden itu bernama Letkol Dov Harari (45).
Kepala AD Israel untuk Komando Utara, Mayjen Gadi Eisenkot, mengatakan pasukannya terjebak dalam apa yang disebutnya sergapan awal para penembak jitu pasukan AD Lebanon.
"Kita bicara soal insiden sangat gawat di mana dua orang komandan menjadi korban," katanya kepada wartawan di Kota Kiryat Shmona. (R013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Amai ne!!! kalau dari pertama hizbollah punya kekuatan,kenapa harus tunggu sampai babak belur..?
Bikin susah orang Libanon saja. Dilihat dari sepak terjangnya dia tidak lebih pandai dari Mahmoud Abbas di Palestina.
Tapi untuk sebuah pion dalam politik Iran, Nasralah cukup bagus. Terutama bagus dalam hal omong kosongnya.