Conakry (ANTARA News/AFP) - Perusahaan raksasa pertambangan Inggris-Australia Rio Tinto, Selasa mengumumkan, akan menginvestasikan dana tambahan 170 juta dolar Amerika Serikat (130 juta euro) dalam pengembangan bersama ladang bijih besi besar Guinea dengan Chalco China.
"Ini investasi 170 juta dolar AS, di samping 650 juta dolar yang telah ditanamkan, akan segera efektif untuk mengekstraksi bijih besi dari Simandou di Guinea selatan-timur," Rio Tinto mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Ini akan "memungkinkan untuk optimasi desain tambang, infrastruktur pertambangan, kereta api dan fasilitas pelabuhan dan pemboran tambahan."
Rencana Rio Tinto saat ini meramalkan "pembangunan tambang di Simandou dengan kapasitas tahunan 95 juta ton, mempersembahkan jalan kereta api industri 650 kilometer (403 mil), yang meliputi 21 kilometer terowongan dan penyeberangan menyusuri pantai Guinea," pernyataan itu menambahkan.
"Simandou akan menjadi infrastruktur terintegrasi dan proyek bijih besi terbesar yang dikembangkan di Afrika sampai saat ini," direktur ekstraksi bijih besi Rio Tinto Sam Walsh mengatakan dalam pernyataan itu.
Perusahaan Inggris-Australia mengumumkan pada 29 Juli pihaknya telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan China, Chalco, untuk bersama-sama mengembangkan tambang bijih besi, dengan perusahaan China berinvestasi 1,35 miliar dolar dalam proyek tersebut.
Chalco, sebuah anak perusahaan dari perusahaan milik negara Chinalco yang tercatat di pasar modal, akan mengakuisisi 44,65
persen kepemilikan dalam proyek Simandou di Guinea dan Rio akan mengambil 50,35 persen.
Lima persen sisanya akan dipegang oleh International Finance Corporation, lengan pembiayaan dari Bank Dunia.
Pemerintah Guinea memiliki pilihan untuk membeli hingga 20 persen dari proyek, di mana operasi tersebut diharapkan akan dimulai dalam waktu lima tahun. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010