Kut, Irak (ANTARA News/AFP) - Dua serangan bom mobil di Irak Selatan, Selasa, menewaskan sedikitnya 30 orang.
Serangan bom itu dilancarkan di saat para pendukung Al Qaeda menembak mati lima orang polisi Baghdad dan memasang bendera mereka sehari setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan jadwal penarikan pasukannya dari Irak.
Kekerasan berdarah itu juga terjadi di tengah kebuntuan perundingan pembentukan pemerintahan baru hampir lima bulan setelah pelaksanaan Pemilu parlemen.
Kekerasan tersebut juga terjadi di tengah keprihatinan tentang kondisi keamanan Irak yang memburuk setelah pejabat pemerintah mencatat jumlah warga yang tewas sepanjang Juli 2010 melebihi jumlah korban kekerasan di bulan manapun sejak Mei 2008.
Sebanyak 39 orang tewas dalam berbagai aksi kekerasan di Irak, Selasa, kata pejabat pemerintah setempat.
"Sejauh ini kami sudah menerima 30 mayat dan 80 korban luka-luka," kata kepala unit layanan darurat Rumah Sakit Kut.
Dua mobil yang diparkir berdampingan dalam jarak sepuluh meter meledak secara bersamaan di Al-Amel, kawasan pusat komersial Kut, 160 kilometer selatan Baghdad dan ibukota Provinsi Wasit, kata Letnan Polisi Ismail Hussein.
Bom mobil yang meledak di tengah keramaian itu terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat, kata pemilik toko ban, Nasir Salman (47). Toko ban Nasir pun ikut rusak akibat ledakan bom mobil tersebut.
Di antara para korban tewas dan luka-luka adalah wanita dan anak-anak, katanya.
Serangan bom mobil itu terjadi sehari setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjanji mengakhiri misi pasukan tempurnya di Irak akhir bulan ini.
Dengan demikian AS mengurangi jumlah pasukannya dari sekitar 65 ribu orang menjadi 50 ribu orang.
Sepanjang Juli 2010, sedikitnya 535 orang tewas dalam berbagai aksi kekerasan. Jumlah korban tewas sepanjang Juli 2010 itu tercatat sebagai yang tertinggi lebih dari dua tahun terakhir. (R013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010