"Kami masih menyelidiki penyebab Reni minum racun tikus bersama kedua anaknya," kata Wakapolres Lumajang, Komisaris Polisi (Kompol) Elijas Hendrajana, kepada wartawan Selasa.
Reni mencoba bunuh diri bersama kedua anaknya yang masih kecil dengan cara meminum racun tikus hari Senin (2/8).
Namun upaya ketiganya diketahui sejumlah warga yang kemudian membawa mereka ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Haryoto Lumajang.
Menurut Kompol Elijas, polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Reni yang terletak di Dusun Bedok, Desa Tempeh Lor, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang.
"Polisi sudah mengamankan sisa racun tikus dan bekas wadah yang digunakan Reni untuk bunuh diri bersama kedua anaknya. Polisi juga sudah memasang `police line` di rumah yang bersangkutan," katanya.
Barang bukti tersebut akan dikirim Polres Lumajang ke Laboratorium Forensik Polda Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Polisi juga mengumpulkan keterangan sejumlah saksi atau tetangga Reni untuk mengetahui penyebab dia mau bunuh diri," katanya.
Penyidik akan menghubungkan percobaan bunuh diri dan pembunuhan yang dilakukan Reni kepada kedua anaknya itu dengan menggunakan Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002, katanya.
Sementara itu, tetangga Reni, Rusma, mengaku kaget mengetahui upaya bunuh diri Reni bersama kedua anaknya karena dia tidak melihat adanya "tanda-tanda" yang mencurigakan pada diri Reni sebelumnya.
"Reni orangnya ramah dan baik kepada tetangga sehingga kami kaget mendengar informasi bahwa Reni mencoba bunuh diri dan memberi racun kepada kedua anaknya," kata Rusma.
Ia menduga aksi nekad Reni itu didorong oleh persoalan ekonomi namun ia tidak mengetahui penyebab pastinya.
Rusma berharap kondisi kesehatan Reni bersama kedua anaknya yang sedang dirawat di RSD Haryoto Lumajang segera membaik.
"Semoga cepat sembuh Reni dan kedua anaknya sehingga mereka bisa menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasanya," ujarnya.
Hingga Selasa malam, kondisi kesehatan Reni dan kedua anaknya semakin membaik setelah mendapat perawatan intensif tim dokter RSD Haryoto Lumajang.
(ANT-070/R013/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010