Direktur Jenderal Bea Cukai Indonesia, Thomas Sugijita, di Batam, Selasa, mengatakan bahwa banyak penyelundupan narkotika terjadi dari Malaysia ke Indonesia.
"Untuk itu kerja sama ini dijalin, untuk penegakan hukum," katanya.
Ia mengatakan bea cukai kedua negara sepakat untuk mengadakan saling tukar menukar informasi guna mengantisipasi penyelundupan narkotika dari dan ke dua negara.
Dalam pertemuan bilateral perwakilan bea cukai dari kedua negara itu, perwakilan masing-masing negara mempresentasikan modus operandi penyelundupan narkotika di masing-masing negara.
"Ternyata, modus operandinya sama. Misalnya, ada orang dari Timur Tengah mengirim narkoba menggunakan jenis tas yang sama ke Indonesia dan Malaysia," katanya.
Selain kerja sama penegahan (pelarangan/antisipasi) penyelundupan narkoba, Bea Cukai kedua negara juga membahas kerja sama pergerakan barang transit dan surat keaslian barang dalam skema "Free Trade Agreement".
"Masalah ini merupakan isu penting, mengingat volume perdagangan antara Indonesia dan Malaysia semakin meningkat secara berkesinambungan," katanya.
Senada dengan itu, Ketua Pengarah "The Royal Malaysian Custom Departement" Dato` Sri Haji Sri Haji Ibrahim bin Haji Jaapar mengakui ketidakadaan fasilitas sinar X ("X-ray") di beberapa pelabuhan Malaysia akan dapat dimanfaatkan penyelundup untuk mengirimkan barang terlarang.
"Maklumat Indonesia untuk pengadaan x-ray akan kami perhatikan," katanya.
Ia mengatakan pemerintah Malaysia sedang melengkapi seluruh pelabuhannya dengan perlengkapan yang dibutuhkan, seperti sinar "x" (x-ray).
(T.Y011/E011/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010