Bangkalan (ANTARA News) - Kepolisian resor (Polres) Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa, menggelar sosialisasi terhadap guru SD dan TK di aula Mapolres setempat, terkait maraknya kasus penculikan anak yang terjadi akhir-kahir ini.
"Acara ini kami gelar untuk mengantisipasi terjadinya kasus penculikan di wilayah hukum Polres Bangkalan," kata Wakapolres Bangkalan, Kompol Guritno, Selasa.
Menurut dia, kasus penculikan anak di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2008, kasus penculikan yang masuk dalam catatan polisi sebanyak 72 kasus.
"Tahun 2009 angka kasus penculikan meningkat tajam menjadi 102 kejadian," ungkapnya.
Guritno menjelaskan, korban penculikan sebagian besar berusia 10 tahun ke bawah atau masih duduk di bangku SD dan TK. Adapun modus yang didunakan penculik adalah dengan cara membujuk korban.
"Biasanya korban diiming-imingi uang atau dibelikan boneka oleh pelaku. Setelah korban bersedia, langsung dibawa kabur dan meminta tebusan pada orang tua korban," ucapnya.
Selain menggelar sosialisasi, Polres Bangkalan juga telah melakukan pendekatan melalui tokoh-tokoh masyarakat sehingga warga tetap waspada, namun tidak mudah terprovokasi.
Guritno menjelaskan, meski penculikan anak memang terjadi di lapangan, namun tidak sedikit informasi yang beredar di masyarakat tentang penculikan akhir-akhir ini justru menyesatkan sehingga membuat masyarakat resah.
Ia mencontohkan seperti adanya pesan singkat yang beredar di masyarakat yang menyebutkan bahwa pelaku penculikan anak telah masuk wilayah Madura. "Itu kan tidak benar," katanya.
Kendatipun demikian, sambung Guritno, polisi bersama masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaan dengan menggelar patroli secara rutin.
"Kami juga akan melakukan penjagaan di titik-titik tertentu yang dinilai rawan terjadinya tindak kriminalitas," ujarnya.
Salah seorang peserta sosialisasi, Murtiningsih, mengatakan bahwa kegiatan tersebut sangat membantu dirinya, terutama dalam menambah pengetahun dalam penyelamatan anak.
"Tanggung jawab terhadap anak itu kan ada tiga golongan yakni orang tua, guru dan masyarakat. Kami berharap pada orang tua supaya anak tidak diperboelhkan memakai perhiasan saat sekolah karena akan menimbulkan tindak kejahatan," terang kepala sekolah SDN Kraton 4 ini.
(T.KR-ZIZ/I007/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010