"Sinetron reliji yang memberikan kaijan-kajian agama Islam dapat memberi semangat serta memotivasi umat muslim yang berpuasa untuk lebih taat beribadah," ujarnya di Medan, Selasa.
Ia menjelaskan, sajian tayangan sinetron-sinetron selama bulan suci Ramadhan diharapkan tidak hanya bernuansa lucu serta melawak belaka, melainkan perlu memberi warna atas ibadah puasa yang dilakukan setiap tahunnya itu.
Tayangan-tayangan yang perlu disajikan kepada masyarakat, menurut dia, tentunya tayangan yang dapat mengajak segenap lapisan masyarakat untuk mengkaji makna dan nilai kehidupan yang diberikan Allah.
Irna mengemukakan, bulan suci Ramadhan memang selalu indentik dengan nuansa Islami. Nuansa ibadah itu bukan hanya pada kewajiban berpuasa, melainkan juga mempengaruhi tata cara kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kondisi itu, tayangan sinetron religi pada bulan Ramadhan dapat memotivasi semangat umat muslim untuk beribadah lebih baik.
"Kebanyakan sinetron-sinetron reliji di televisi masih menyajikan kulitnya saja, tanpa didukung dengan kajian-kajian Islam yang mendalam," ujar Dekan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area itu.
Ia menilai, siaran-siaran sinetron Islami yang tayangkan diharapkan memberi konten-konten yang mengkaji ajaran Islam secara komprehensif, tambahnya.
Psikolog lainnya, Rahmadani Hidayatin Psi menyatakan, selama tayangan sinetron-sinetron religi memang memberi pelajaran yang baik pada masyarakat, maka itu menjadi hal yang positif.
Namun, ia menilai, berbagai tayangan sinetron reliji itu harus pula dibarengi dengan tayangan positif juga dari berbagai jenis program acara stasiun televisi, ujarnya.
Menurut dia, bila tayangan reliji yang memberi pelajaran positif itu ditayangkan, dan pada saat yang berbeda acara yang memiliki nilai negatif seperti tayangan gosip infotainment, maka semua akan sia-sia saja.
(T.ANT-023/I006/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010