Tiga unit mobil pemadam kebakaran (PMK) dari Pos Pasar Turi dikerahkan memadamkan api. Selama sekitar satu jam api berhasil dijinakkan oleh petugas.
"Dugaan kuat memang karena selang pada tabung gas ukuran 50 kilogram bocor. Namun karena lokasinya yang berdekatan dengan sepeda motor, maka membuat api berkobar dan menimbulkan ledakan," ujar Kasi Pengendalian dan Pencegahan Dinas PMK Kota Surabaya, Ari Bekti Iswanto, di lokasi kejadian.
Hanya saja, lanjut dia, pihaknya tidak bisa memastikan penyebab api. Pasalnya, semua masih menunggu keterangan resmi dari aparat kepolisian, khususnya tim laboratorium forensik (labfor).
"Dugaan kuat memang berasal dari bocornya selang tabung gas. Tapi, kepastian akan disampaikan oleh polisi yang akan melakukan olah tempat kejadian perkara," turut dia.
Kapolsek Genteng, Ajun Komisaris Kusworo Wibowo yang juga berada di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kejadian dan asal - muasal api.
Namun, kata dia, pihaknya juga tak menyangkal bahwa api kemungkinan besar berasal dari tabung gas ukuran 50 kilogram yang ada di dalam rumah. "Semua belum pasti, tim labfor yang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut," tukasnya.
Setelah api benar - benar padam, tim identifikasi kepolisian resor kota besar Surabaya melakukan olah TKP di lokasi. Sebagai langkah awal penyelidikan, polisi juga menyita tabung gas sebagai barang bukti.
"Kami juga mengamankan drum minyak tanah. Semuanya kami angkut ke kantor polisi untuk proses penyidikan. Selain itu, tiga saksi mata termasuk pemilik rumah juga kami mintai keterangan," papar mantan Kasat Reskrim Polres Malang itu.
Sementara, akibat kejadian tersebut, seorang karyawan rumah industri kosmetik yang diketahui bernama Jamilah terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka pada kaki kanannya.
Ketika kejadian, korban berada di dalam rumah. Karena khawatir dan takut, perempuan berusia 25 tahun tersebut melompat dari lantai dua. Selanjutnya, korban dilarikan warga ke rumah sakit Adi Husada, Jln. Undaan, Surabaya, untuk mendapat perawatan lebih lanjut. (ANT165/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010