Jakarta (ANTARA) - Tanggal 8 Mei diperingati sebagai Hari Palang Merah Dunia dan diambil dari tanggal lahir Henry Dunant, pendiri dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Dia adalah penerima pertama hadiah Nobel Perdamaian. Henry lahir pada 8 Mei 1828.
Pada hari Palang Merah Sedunia, orang-orang memperingati kontribusi besar lembaga tersebut dalam membantu orang-orang di dunia. Dilansir NDTV, Hari Palang Merah Dunia yang pertama dirayakan pada 8 Mei 1948. Sementara itu, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies /IFRC) didirikan pada 1919 di Paris setelah Perang Dunia I.
Ada lima anggota pendiri, Inggris, Prancis, Italia, Jepang dan Amerika Serikat. Jumlahnya bertambah dari waktu ke waktu dan sekarang ada 190 Perhimpunan Nasional yang diakui, artinya hampir satu di setiap negara.
Baca juga: PMI ingatkan relawannya prioritaskan prokes saat tanggulangi banjir
Baca juga: Pemerintah sebut potensi kerja sama dengan ICRC untuk vaksinasi
Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia merayakan prinsip-prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Ada tujuh prinsip dasar dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, yakni Kemanusiaan untuk mencegah dan mengatasi penderitaan manusia di mana pun Kesamaan yang artinya tidak ada diskriminasi dalam memberi bantuan, Kenetralan yang artinya gerakan ini netral dan tidak memihak.
Prinsip lainnya adalah Kemandirian, Kesukarelaan karena pemberian bantuan bersifat sukarela tanpa pamrih. Juga Kesatuan, yakni hanya ada satu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di dalam suatu negara yang terbuka untuk semua orang dalam melaksanakan tugas kemanusiaan. Prinsip terakhir adalah Kesemestaan, yang dimaksud adalah Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional bersifat semesta dan setiap Perhimpunan Nasional punya hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu satu sama lain.
Di Indonesia, Palang Merah Indonesia (PMI) juga senantiasa memegang teguh prinsip dasar tersebut. Organisasi yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan ini di Indonesia.
Palang Merah di Indonesia awalnya didirikan pemerintah kolonial Belanda dengan nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK), lalu berganti nama menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie (NERKAI) pada 21 Oktober 1873.
Pada tahun 1932 dr. RCL. Senduk dan Bahder Djohan ingin mendirikan Palang Merah Indonesia, tapi proposal yang diberikan saat kongres NERKAI ditolak. Penolakan kembali terjadi saat penjajahan jepang.
Setelah merdeka, Presiden Soekarno meminta Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo mendirikan Badan Palang Merah Nasional sebagai bukti fakta keberadaan negara ini di mata internasional. Panitia Lima dibentuk untuk pendirian Palang Merah di Indonesia pada 5 September 1945, meliputi dr. R. Mochtar, dr. Bahder Johan, dr. Joehana, Dr. Marjuki dan dr. Sitanala. Akhirnya Palang Merah Indonesia memiliki pengurus besar pada 17 September 1945, ketua pertamanya adalah Drs. Mohammad Hatta.
Dikutip dari laman resmi PMI, data per Februari 2019 menunjukkan PMI sudah ada di 33 Provinsi, 474 Kabupaten/Kota dan 3.406 Kecamatan serta memiliki hampir 1,5 juta sukarelawan.
Baca juga: Zona krisis dirugikan lemahnya respons COVID-19, kata Palang Merah
Baca juga: Palang Merah: pelarangan senjata nuklir bentuk kemenangan kemanusiaan
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021