Jakarta (ANTARA News)) - Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, pada awal bulan Agustus 2010 masih tinggi sama dengan pekan sebelumnya, dikarenakan pasokan beras berkurang akibat gagal panen.
Suminta, Staf Pendataan PIBC, Jakarta Timur, Senin, mengatakan harga beras memasuki bulan Agustus 2010 masih tinggi sama dengan pekan sebelumnya, dikarenakan pasokan beras berkurang akibat diserang hama wereng, musim penghujan, sehingga banyak beras yang gagal panen.
Harga beras masih tinggi dikarenakan musim penghujan, diserang hama wereng, naiknya TDL dan tol, sehingga pasokan beras berkurang yang menyebabkan harga beras masih tinggi," katanya.
Harga beras menurut data PIBC pada tanggal 2 Agustus 2010 masih tinggi, beras merek Muncul I Rp6.800/kg, Muncul II Rp6.300/kg, Muncul III Rp5.900/kg, IR-64 II Rp6.400/kg, IR-64 III Rp5.700/kg dan IR-42 Rp9.100/kg.
Harga beras yang masih stabil, antara lain Cianjur Kepala masih Rp8.600/kg, Cianjur Slyp Rp7.900/kg, Setra Rp8.300/kg, Saigon Rp7.600/kg.
"Harga beras hampir setiap hari berfluktuatif, terkadang turun dan terkadang naik, namun harga beras masih tergolong tinggi di atas harga normal yang rata-rata semua merek beras naik Rp500 dari harga normal," katanya.
Sementara itu, pasokan beras menurut data PIBC saat ini rata-rata perhari mencapai 2.500 ton perhari.
Ia menambahkan, pasokan beras ke PIBC didominasi dari daerah Karawang yang rata-rata memasok 500 ton perhari, Cirebon 1000 ton perhari, Bandung 300 ton perhari, dan Jawa Tengah 300 ton perhari.
Pengeluaran beras yang terbesar dari PIBC, didominasi daerah DKI Jakarta rata-rata 1.500 ton perhari, antar-pulau 828 ton perhari, Tangerang 200 ton perhari, Bogor 65 ton perhari, Bekasi 42 ton perhari dan Karawang 20 ton perhari.
Merek beras yang laris dibeli masyarakat di PIBC, yaitu merk IR-64 I, II, dan III, karena harganya terjangkau, kualitas berasnya baik, dan juga mudahnya menanam padi di berbagai daerah-daerah penghasil beras.
Hal yang sama juga dikemukakan, Hasan, pedagang beras di PIBC, mengatakan bahwa harga beras saat masih tinggi sama dengan pekan sebelumnya, karena minimnya pasokan beras dari daerah sentra produksi beras akibat gagal panen.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010