Palangkaraya (ANTARA News) - Untuk menciptakan Kota Palangkaraya yang hijau, bukanlah pekerjaan mudah dan tidak hanya semata - mata menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot).

Menurut Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Palangkaraya (Unpar) Andrie Ellia Embang, diperlukan peran serta stake holder baik masyarakat orang perorang, kelompok orang, RT, RW, LSM, dunia swasta maupun kalangan akademis.

"Semua harus bahu membahu, agar tercipta Kota Palangkaraya yang hijau dan cantik," katanya di Palangkaraya, Minggu.

Pembangunan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu meliputi dampak negatif dari sub optimaliasi RTH, lemahnya lembaga pengelola RTH, lemahnya peran stake holder dan keterbatasan lahan untuk RTH.

Andrie mengungkapkan, yang menjadi kendala bagi Kota Palangkaraya dari isu - isu diatas yakni mengenai hal implementasinya.

Ia menjelaskan, dalam kaitannya dengan pembangunan RTH Kota Palangkaraya, meliputi luas RTH Kota Palangkaraya, lemahnya kelembagaan RTH, keterbatasan lahan kota dan intensifikasi RTH, peran stake holder dan pengembangan RTH pada lahan gambut.

Menurutnya Palangkaraya dengan kepadatan penduduk yang masih jarang akan lebih mudah dalam perencanaan dan pembangunan RTH, karena masih banyak kawasan yang belum terbangun. Sampai saat ini masih belum memiliki Hutan Kota dengan luasan yang signifikan.

Lemahnya kelembagaaan RTH, terkait dengan belum jelasnya bentuk kelembagaan RHT dan tata kerja/koordinasi pengembangan, pengawasan dan evaluasi RTH. Disisi lain, konsistensi penerapan dan penegakan ketentuan yang berlaku masih lemah.

Ia mengatakan masalah keterbatasan lahan kota dan intensifikasi RTH, dihadapi semua kota, dimana sebagian besar kawasan sudah terbangun untuk itu ruang terbuka yang ada, harus diupayakan menjadi hijau secara bertahap melalui pola intensifikasi.

Kemudian peran serta masyarakat dalam pengembangan RTH privat sangat diharapkan, dengan memerlukan peran kelembagaan yang kuat untuk menciptakan pola dan model pendekatan serta mendorong serta mengajak masyarakat, termasuk memelihara RTH publik.

Pengembangan RTH pada lahan gambut, khususnya Hutan Kota terutama penanaman pohon besar, perlu memperhatikan daya dukung lahan, karena tanah gambut memiliki kemampuan menyangga yang rendah.

"Sampai saat ini, kebanyakan tamu yang berkunjung, terutama dari kota - kota besar, mempunyai kesan bahwa Kota Palangkaraya masih nyaman dan enak untuk dihuni," katanya. (ANT221/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010