Saifullah tertarik karena biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak sapi itu lebih ramah dan aman digunakan untuk bahan bakar kompor.
"Bahan bakar biogas yang tidak bakal menimbulkan ledakan itu perlu disosialisasikan," katanya berpesan.
Pusat Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbangdiklat) Energi Terbarukan di Purwosari memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar genset listrik dan bahan bakar kompor untuk memasak.
Wagub mengaku tertarik biogas yang dikemas dalam kantong-kantong plastik untuk bahan bakar kompor rumah tangga karena terlihata praktis, bisa diisi ulang, dan aman karena menimbulkan ledakan.
Kepala Pusat Pelatihan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Wilayah Jawa Timur, Puguh Iriyanto menyebutkan, pihaknya bekerja sama dengan PT Pembangkit Jawa bali (PJB) membangun Pusbangdiklat Energi Terbarukan di Purwosari Pasuruan.
Dia menjelaskan, teknologi energi terbarukan di Puskbangdiklat Purwosari cukup sederhana, yakni memproses kotoran sapi yang dari kandang dimasukkan ke bak yang dicampur air, kemudian ke dalam bak tertutup yang telah diberi bakteri pengurai, sehingga menghasilkan gas.
Gas yang dihasilkan terdiri dari gas metana yang bisa digunakan untuk bahan bakar genset pembangkit listrik dan bahan bakar kompor.(*)
KR-MSW/Z002/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010