London (ANTARA News) - Inggris menyatakan gerakan tentara dalam membersihkan pejuang Taliban di Afghanistan selatan berlangsung "sangat baik" di tengah kampanye militer itu memasuki hari ketiga hari Minggu ini.

Ratusan tentara Inggris terlibat dalam gerakan Tor Shezada, atau Pangeran Hitam, bersama rekan Afghanistan-nya di sekitar Sayedebad di provinsi Helmand tengah, tempat perlawanan Taliban kuat.

Gerakan itu dimulai dalam kegelapan Jumat dengan tentara diterjunkan dari helikopter.

"Gerakan Pangeran Hitam maju pesat," kata juru bicara kementerian pertahanan.

"Sejumlah peledak rakitan ditemukan dan pertemuan diadakan dengan kepala desa dalam upaya memberi jaminan," katanya.

Pasukan itu, dipelopori Batalyon I, Resimen Adipati Lancaster, masuk untuk membersihkan dan membangun pangkalan ronda di wilayah itu.

Belum ada korban dan hanya terjadi bentrok terbatas dengan pejuang Taliban.

Mayor Simon Ridgway, dari Batalyon I, menyatakan pasukan Inggris dan Afghanistan menghadapi tembakan terbatas senjata ringan pada tahap awal gerakan itu.

"Yang perlu kami lakukan adalah menghapus kemampuan mereka bergerak. Kuncinya adalah jalur mereka ke senjata, peluru, peledak rakitan," katanya kepada radio BBC.

"Dengan mengamankan dan menguasai wilayah itu, kami mengurangi kebebasan bergerak pemberontak itu dan kemudian, bersama dengan warga setempat -dengan meyakinkan mereka bahwa masa depan mereka lebih baik di bawah pemerintah mereka sendiri- kami dapat membangun keamanan, yang menghentikan pemberontak memiliki kemampuan memengaruhi dan menekan masyarakat setempat," katanya.

Sayedebad berpenduduk 6.000 orang.

Anggota parlemen di London pada ahir Juli menyatakan akan mulai menyelidiki perang Afghanistan, mengkaji alasan pasukan Inggris tetap di sana sembilan tahun setelah serbuan dan apakah mereka berhasil.

Panitia bentukan komisi pertahanan Majelis Rendah meminta bukti tertulis tentang "pembenaran kesertaan berkelanjutan" 10.000 tentara Inggris di persekutuan asing di Afghanistan.

Di tengah jajak pendapat menunjukkan kekurangan dukungan rakyat bagi tugas itu, anggota parlemen tersebut juga akan memeriksa "keberhasilan pemerintah dalam menyampaikannya kepada rakyat Inggris".

Perdana David Cameron menyeru pasukan tempur Inggris keluar dari Afghanistan pada 2015 dan anggota parlemen itu akan meneliti jadwal tersebut, selain keberhasilan dalam pelatihan pasukan Afghanistan, yang dapat membuatnya terjadi.

Selain itu, mereka akan menyelidiki masalah korban di kalangan rakyat Afghanistan dalam perang tersebut dan keberhasilan upaya pemantapan dan pembangunan kembali negara terkoyak perang itu.

Dengar pendapat dijadwalkan dimulai pada akhir tahun ini, kata panitia itu. Parlemen mulai libur musim panas pada Selasa, namun kembali bersidang pada 6 September.

Sebagian besar dari pasukan Inggris bermarkas di wilayah rawan Afganistan selatan dan 325 tentara negara itu tewas dalam gerakan tersebut sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001.

Penyelidikan kedua, direncanakan diumumkan pada September, akan memeriksa "kaitan penyelesaian politik" di Afghanistan, tambah panitia itu tanpa merinci.

Lebih dari 390 tentara asing kehilangan nyawa dalam kemelut Afghanistan sejak awal tahun ini, kata hitungan AFP berdasarkan atas laman mandiri www.icasualties.org.

Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.(*)

AFP/B002/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010